Istilah Super-Sub disematkan bagi seorang pemain sepak bola yang mengawali laga dari bangku cadangan, sebagai pemain pengganti, tetapi ia dapat menyelamatkan timnya dari kekalahan atau membawa timnya menang dan meraih gelar juara. Manchester United punya kenangan manis akan peran seorang Super-Sub pada masa lalu, tercatat atas nama Ole Gunnar Solksjaer.
Jasa pemain berjulukan "Baby Face Assasin" atau "Pembunuh Berwajah Bayi" asal Norwegia itu pun akan melekat dalam benak pada fans Manchester United sepanjang masa. Perannya begitu signifikan setiap kali masuk sebagai pemain pengganti. Peran Solskjaer yang mungkin akan abadi adalah gol yang dicetaknya ke gawang Bayern Munchen pada final Liga Champions musim 1998-1999 (26 Mei 1999). Kala itu, MU yang tertinggal satu gol hingga pertandingan memasuki injury-time, sukses membalikkan keadaan dalam waktu singkat. Dua gol dari Teddy Sheringham dan Solskjaer, dimana keduanya masuk sebagai pemain pengganti, membuat pelatih, pemain, dan pendukung MU bersorak karena impian mewujudkan treble-winners pun tercapai.
Mental pemain MU pun terpukul usai gol kedua Yedder, yang sekalipun sempat dihalau De Gea tetapi bola tetap masuk ke gawang dan disahkan sebagai gol. Perlawanan MU pada 12 menit tersisa, pada waktu normal, hanya berbuah satu gol balasan, yang gagal menyelamatkan MU dari kekalahan. Mungkin jika MU memiliki Solskjaer di bangku cadangan, sisa 12 menit ditambah injury-time bisa dibilang lebih dari cukup untuk membuka peluang bagi MU untuk membalikkan keadaan.
Itulah sepak bola, yang terkadang bisa menimbulkan sorakan maupun kekecewaan dalam waktu singkat. Jika terkadang "perjudian" MU dan Mourinho berhasil, dengan strategi pergantian pemainnya yang membawa kemenangan, kali ini Mourinho dipaksa mengakui kejelian Vicenzo Montella saat memasukkan Yedder. Montella mungkin melihat ada celah di lini pertahanan MU yang dapat dimaksimalkan oleh Yedder untuk mencetak gol dan memenangkan Sevilla.
Namun sayang sekali, Mourinho tak punya sosok seperti Solskjaer di bangku cadangannya. Martial, Pogba, dan Juan Mata yang masuk sebagai pengganti tak punya kemampuan "membunuh pertandingan" seperti Solskjaer. Apalagi, mereka juga bukan termasuk penyerang atau pemain depan dengan kemampuan penyelesaian akhir yang ciamik. Mungkin musim depan Mourinho perlu berburu pemain depan dengan kualitas yang mumpuni, sehingga bisa diandalkan sebagai Super-Sub  dalam kondisi genting. Mungkin Javier "Chicarito" Hernandez bisa kembali dipanggil pulang untuk mengisi "pos" tersebut. Sebagai eks pemain MU, pemain yang kini membela West Ham United itu rasanya pas untuk mengisi slot cadangan penyerang untuk musim depan. Chicarito masih bisa dijadikan alternatif sekaligus harapan ketika MU sedang terdesak dan butuh mencetak gol kemenangan. Atau, bagaimana jika sekalian MU mendekati dan mencoba menggaet Wissam Ben Yedder pada bursa musim panas mendatang?
Nah, menurut Kompasianer, pemain mana yang bisa menjadi menjelma sebagai Super-Sub  yang paling cocok bagi Manchester United?
Sumber:
(1)Â