Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas dan Ekspektasi Masyarakat yang (Mungkin) Terlalu Berlebihan

6 November 2017   09:03 Diperbarui: 6 November 2017   16:53 4195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19. Tribunnews.com

Secara pribadi, saya cenderung menolak menurunkan ekspektasi atau harapan akan prestasi tim nasional kita, baik untuk level junior maupun senior. Rasa dahaga itu terlalu besar sehingga bisa dipuaskan sekalipun oleh sedikit air berupa kemenangan tim nasional pada laga-laga penting, seperti melawan Malaysia, Thailand, atau Myanmar. Namun, tak dapat disangkal bahwa saya sangat, sangat menunggu tim nasional kita kembali berprestasi, bahkan mampu merajai Asia Tenggara, sebelum berbicara lebih lanjut ke tingkat Asia, atau bahkan dunia.

Namun, ekspektasi itu yang mungkin juga dirasakan oleh pendukung setia tim nasional di seluruh Tanah Air perlu disambut dengan kesungguhan hati dalam membenahi kualitas sepak bola kita secara menyeluruh. Semangat perbaikan dan kesungguhan harus terus dikobarkan, di bawah komando Ketua Umum PSSI saat ini, juga di bawah supervisi dari Imam Nahrawi selaku Menpora.

Saya berharap para pengurus PSSI dan berbagai pihak yang terlibat: Jangan pernah menyerah untuk menata dan memperbaiki sistem kompetisi dan pembinaan pemain usia muda di seluruh Indonesia! Seleksilah dengan sebaik mungkin dan seprofesional mungkin untuk pemilihan pemain tim nasional di semua kelompok usia, sehingga benar-benar pemain yang terbaik akan terpilih membawa nama Indonesia ke pentas internasional. Segera rumuskan dan patenkan "Indonesian Way" lalu ajarkan mulai dari kelompok usia anak-anak, di seluruh Indonesia, hingga kelak menjadi warna yang melekat pada Timnas Garuda di berbagai kelompok usia.

Melalui artikel ini, kalau boleh saya menitipkan pesan: Jangan lagi ada konflik kepentingan, apalagi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Jauhkan juga sepak bola nasional dari urusan politik dan untuk teman-teman jurnalis, seimbangkan berita tentang persepak bolaan nasional, termasuk saat menyajikan berita seputar tim nasional. Kalau boleh, porsi berita sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan atau bombastis, karena hingga hari ini, terus terang, belum ada yang benar-benar bisa dibanggakan dari segi apa pun.

Akhirnya, kepada para suporter, terutama suporter klub-klub dari Liga 1 hingga kompetisi tingkat pelajar, mari ikut membangun persepak bolaan nasional dengan lebih positif. Hindarilah saling caci-maki, termasuk di media sosial maupun kolom komentar di media online, lupakan permusuhan yang berlangsung entah sejak kapan, mulailah bergandengan tangan dengan suporter dari klub lainnya, dan berikanlah dukungan dengan cara yang lebih elegan.

Jika semua itu bisa mulai diwujudkan, saya sepenuhnya meyakini bahwa atmosfer persepakbolaan nasional akan menjadi lebik baik. Kondisi yang juga pasti berimbas pada prestasi tim nasional kita di berbagai level usia ketika bertanding di berbagai turnamen se-Asia Tenggara.

Mari kita jawab tantangan ini bersama-sama, supaya prestasi tim nasional kita tak lagi jalan di tempat, tetapi mulai berjalan cepat (ke arah depan), hingga suatu saat dapat berlari dan terbang dengan gagah seperti burung Garuda yang tersemat di jerseyTimnas Garuda.

Bravo sepak bola Indonesia! Bravo Timnas Garudaku!

 

Salam olahraga,

 

-wsp-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun