Setelah resmi kembali di bawah naungan PSSI, klub legendaris Persebaya Surabaya memberi sapaan yang elegan dengan menjuara Piala Dirgantara 2017. Ya, pada ajang turnamen pramusim yang digelar di stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY ini, Persebaya sukses menjadi kampiun setelah mengandaskan harapan Cilegon United dengan skor  2-0. Piala Dirgantara 2017 menjadi semacam turnamen pembuka sebelum Liga 2 (Divisi Utama) dimulai dimana Persebaya menjadi salah satu tim yang akan meramaikan kompetisi tersebut.
Pada laga final yang digelar semalam (8/3) di stadion Maguwoharjo, dua gol Persebaya dilesakkan oleh M. Syaifudin (menit ke-34), disusul gol dari Oktafianus Fernando 6 menit kemudian. Dua gol yang tak mampu dibalas oleh para pemain Cilegon United hingga pertandingan usai. Kemenangan ini sekaligus juga membalas kekalahan Persebaya pada Cilegon United pada babak penyisihan grup B. M. Syaifudin sendiri akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik pada pertandingan final karena bermain apik sepanjang pertandingan. Selain satu gol yang dilesakkan ke gawang tim asuhan Arcan Iurie, Syaifudin pun melakukan satu penyelamatan gemilang di depan gawang Persebaya. Jika tak ada Syaifudin, gol akan tercipta dan hasil dari pertandingan final mungkin akan berbeda.Â
Pada turnamen yang digelar sejak 27 Februari 2017 dan baru berakhir Rabu pada 8 Maret 2017 ini, Persebaya tergabung di grup B bersama Cilegon United, Persbul, dan PS Ngada. Sementara grup A dihuni oleh PS Mojokerto Putra, Persibo Bojonegoro, Persiba Bantul, dan Persikama. Pada babak penyisihan grup B, Persebaya berhasil menjungkalkan PS Ngada dengan skor 4-2 (28 Februari), mengandaskan perlawanan Persbul Buol dengan skor 1-0 (2 Maret), dan kandas oleh Cilegon United dengan skor 1-2 (4 Maret).
Hasil tersebut membuat Persebaya memimpin di puncak klasemen grup B dan menghadapi Persibo Bojonegoro pada babak semifinal (6 Maret). Hasilnya, anak asuh Iwan Setiawan tersebut menang telak dengan skor 3-0 dan melaju ke babak final. Eks penyerang Persija, Rahmad Affandi mencetak dua gol pada pertandingan tersebut, ditambah sebiji gol dari pemain muda Oktafianus Fernando.
Selama turnamen, para pemain Green Force, julukan klub kebanggaan para Bonek tersebut, memakai jersey retro dengan corak sama persis dengan seragam yang dikenakan para pemain Persebaya saat menjuarai kompetisi perserikatan pada 1988 silam. Entah ada kaitannya atau tidak, tetapi para pemain Persebaya yang dimotori oleh Mat Halil sebagai kapten tim tersebut tampil cukup trengginas pada turnamen kali ini, sekalpun sempat menelan satu kali kekalahan.
Sementara itu, pada perebutan tempat ketiga, PS Mojokerto Putra berhasil meraih juara ketiga setelah mengalahkan Persibo Bojonegoro dengan skor akhir 2-0. Pada pertandingan ini, Persibo dinyatakan kalah WO setelah dipicu insiden yang disebabkan kondisi lapangan yang kurang bagus. Gelandang Persibo, Moch Asrofi, mengalami cedera patah kaki akibat terperosok lubang pada menit ke-50, dalam posisi timnya tertinggal dua gol. Kedua tim sepakat tidak meneruskan pertandingan dengan alasan solidaritas untuk Asrofi, juga demi alasan keamanan untuk para pemain lainnya.
Kembali ke hasil manis yang dicapai oleh Persebaya. Klub kebanggaan para Bonek—julukan pendukung fanatik Persebaya—ini pun semakin memantapkan langkah untuk siap bersaing pada ajang kompetisi Liga 2 (Divisi Utama), yang sedianya akan digelar pada akhir April 2017—kalau tidak mundur karena satu dan lain hal. Perpaduan para pemain senior dan junior diharapkan dapat membuat Persebaya bisa berbicara banyak saat kompetisi resmi dimulai. Apalagi jika nantinya Persebaya berhasil menggaet pemain berlabel bintang, maka harapan untuk kembali ke kasta tertinggi kompetisi di Tanah Air pun bisa segera terwujud.
Selamat rek, buat gelar juaranya. Maju terus Persebaya!  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H