Mengisi kekosongan kompetisi usia dini
Digelarnya LBI 2017 tentu saja memancarkan harapan baru untuk perbolabasketan di Tanah Air. Seperti diakui oleh Bung Ary, bahwa LBI 2017 memang dibuat untuk mengisi kekosongan kompetisi usia dini yang vakum cukup lama. Adanya kompetisi DBL (Developmental Basketball League) yang berlangsung beberapa tahun terakhir lebih ditujukan pada anak-anak usia sekolah SMP dan SMA, sementara untuk Sekolah Dasar (SD) masih berupa pertandingan eksebisi, belum berupa kompetisi resmi.
Kita berharap, digelarnya LBI 2017 ini tidak hanya "numpang lewat" demi perkembangan bola basket Indonesia pada masa mendatang. Dukungan dari PBSI, sebagai induk bola basket nasional, para sponsor, media massa, juga para orangtua dan guru sangat diharapkan untuk kesuksesan dan kelangsungan kompetisi usia dini tersebut. Kelak kita pun berharap ada "kesinambungan" antar kompetisi yang ada di Indonesia. Ada kejelasan "jenjang karier" mulai dari kompetisi untuk anak SD, berlanjut ke junior (SMP-SMA), lalu level perguruan tinggi (melalui liga mahasiswa), dan puncaknya, kompetisi profesional untuk para atlet senior.
Akhirnya, sebagai dampak jangka panjang, kita berharap adanya jenjang kompetisi yang jelas dan dikelola secara profesional ini pun dapat menghasilkan 12 atlet terpilih yang akan membawa dan mengharumkan Indonesia di dunia internasional.
Selamat datang, Liga Bocah Indonesia (LBI) 2017! Selamat bertanding, bocah-bocah basket Indonesia!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H