Mohon tunggu...
Widjaya Harahap
Widjaya Harahap Mohon Tunggu... Insinyur - a quietude storyteller

write for soul enrichment and enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tetangga

29 Oktober 2021   18:00 Diperbarui: 29 Oktober 2021   19:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ibu, induk semang pemilik paviliun yang kukontrak, mengabari ada telepon untukku. Dari Pak M. Aku bergegas ke rumah depan untuk menerima panggilan itu.

"Aku lagi di Dumai," Bang M menjelaskan posisinya. Seperti membaca pikiran. Baru saja pertanyaan dia sedang berada di mana, hampir meloncat dari bibirku.

"Ada proyek di Dumai, Bang?" tanyaku.

"Keran tangki raksasa penyimpanan minyak itu macet, tak bisa dibuka. Kata orang ‘tu sudah dibetulkan sama insinyur bule, tapi tidak berhasil. Bang Z memanggil aku, minta bantuan. Bukannya rusak keran itu. Cuma, macam manalah bisa dibuka, tangki itu sudah mereka duduki beramai-ramai."

"Mereka itu siapa?"

"Siapa lagi. Lelembut yang dari hutan sebelah itulah."

"Oh…. Sekarang sudah beres, Bang?"

"Alhamdulillah, sudah. Mulanya minta darah, minta disembelihkan lembu. Mana ada cerita. Tak boleh berunding sama makhluk macam begitu. Kuancam mereka. Kulibas, tak kukasih ampun kalau mereka tidak pergi. Jangan pula coba-coba kembali lagi."

"Sudah dekat 'nih posisi Abang ke tempatku. Ke sinilah, Bang."
 
"Itulah. Beres urusan tadi malam aku teringat, kau di Pekanbaru. Makanya kutelepon. Siapa tau kau di rumah. Tidak sedang di lapangan."

"Jadwalku pas lagi di rumah. Abang ke sini saja. Nanti kubelikan tiket pesawat pulang ke Medan."

Begitulah, esok paginya Bang M sudah duduk di kursi ruang tamu di paviliun kontrakanku. Kutinggalkan sebentar untuk mengambil minuman dan makanan ke warung Ibu di depan. Ketika kembali kudengar Bang M sedang berbicara dan tertawa-tawa. Siapa pula yang menemaninya?

Tiba di pintu, tidak kulihat siapa-siapa bersamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun