Pengembangan pesawat E-VTOL atau Electric Vertical take-off and Landing
 baik itu yang berawak atau tidak selama beberapa tahun ini sangatlah pesat dengan banyaknya perusahaan yang ikut serta.
Latar belakangnya tidak lain adalah konsep Mobilitas Udara Perkotaan atau Urban Air Mobility (UAM), konsep ini adalah bagian dari Advanced Air Mobility (AAM) yaitu konsep yang dapat mengangkut orang dan barang lewat udara dengan mengintegrasikan Unammaned Aerial Vehicle (UAS) dengan pesawat yang berkelanjutan yaitu yang menggunakan bahan bakar non fosil.
Konsep ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas darat perkotaan serta di saat yang sama mengurangi emisi karbon di ruang udara perkotaan karena menggunakan tenaga listrik.
Selain itu, konsep ini tidak memerlukan lahan sebesar bandara karena pesawat dapat melakukan lepas landas dan mendarat secara vertikal layaknya helikopter, namun demikian tetap akan diperlukan lahan sebagai tempat parkir serta fasilitas perawatan dan pemeliharan layaknya sebagai bengkel pesawat.
Kabarnya, ibu kota IKN akan ada e-VTOL nantinya, pengoperasian di IKN yang akan menjadi pertama di Indonesia diharapkan dapat menjadi acuan bagi kota kota lain bila kelak mereka akan menyedialan layanan transportasi udara perkotaan (Urban Air Mobility).
Dengan melihat perkembangannya kini, seberapa jauh e-VTOL berupa taksi udara ini dapat melakukan perubahan transportasi perkotaan, apakah benar benar dapat dijadikan sebagai transportasi massal mengingat daya tampungnya yang tidak sebanyak kendaraan transportasi lain di perkotaan seperti bis dan kereta api komuter.
Kapasitas
Jika dilihat dari kapasitasnya saat ini, e-VTOL sepertinya belum dapat dikatakan sebagai pengganti bis ataupun commuter di perkotaan, selain itu pula konsep perjalanannya sangat berbeda dengan konsep perjalanan bis dan komuter yang berhenti di beberapa halte atau stasiun untuk menurunkan dan mengangkut penumpang.
Konsep UAM lebih kepada point-to-point namun tetap berbeda dengan taksi di darat yang walaupun juga point-to-point namun titik jemput dan tujuan bisa dimana saja termasuk di depan tempat tinggal kita, sedangkan UAM berupa vertiport layaknya seperti bandara mini.
Namun pada kegiatan evakuasi kesehatan, e-VTOL dapat memberikan harapan baru dimana dapat mengurangi waktu tempuh antara titik jemput dan tujuan (fasilitas kesehatan) tanpa ada rintangan, kecepatan dalam evakuasi sangaf krusial dalam keadaan darurat, di sini e-VTOL dapat menjadi alternatif bahkan mungkin pengganti dari ambulance darat.