Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lilin, Sanggupkah Membangunkan Orang untuk Sahur?

26 Maret 2023   03:34 Diperbarui: 26 Maret 2023   04:00 7342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Dan kau, lilin-lilin kecil
Sanggupkah kau berpijar?
Sanggupkah kau menyengat
Seisi dunia?"

Masih ingat sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh almarhum Chrisye? Ternyata manusia sangat   berharap banyak dari lilin, tidak hanya untuk menerangi tapi juga untuk menentukan waktu.

Coba kita bayangkan bagaimana rasanya hidup di mana tidak ada jam, arloji, atau cara lain untuk mengetahui waktu? Sebagian orang mungkin menikmatinya karena bisa bangun kapan saja kita mau! Asik gak, tuh? Tapi, pertimbangkan juga hal ini -- karena terlambat bangun, kita kehilangan waktu sahur. Bagaimana kalau kesiangan setiap hari selama sebulan kita berpuasa? Wah, kalau sudah begini gak asik lagi, deh!

Lilin ternyata telah digunakan untuk mengukur waktu - dan membangunkan orang - selama berabad-abad. Cara kerjanya sangat sederhana namun keren.

Candle Clock atau jam lilin dikenal sebagai pengatur waktu, adalah perangkat yang menggunakan laju pembakaran lilin untuk menentukan berapa lama waktu telah berlalu. Jam lilin dalam bentuknya yang paling dasar terdiri dari lilin, pegangan atau dudukannya, dan tanda yang disematkan pada lilin atau di pegangannya untuk menunjukkan jumlah waktu.

Jam lilin bekerja berdasarkan prinsip bahwa tingkat pembakaran lilin relatif konsisten, menjadikannya metode pengukuran waktu yang cukup andal. Lilin yang terbakar dengan kecepatan konstan dan memberikan tanda pada lilin atau pegangannya secara berkala, seperti setiap setengah inci, untuk menunjukkan berapa lama waktu telah berlalu.

Jam lilin diperkirakan berasal dari Tiongkok kuno, dengan referensi tercatat pertama kali muncul dalam puisi Tiongkok yang ditulis oleh You Jiangu pada tahun 520 Masehi. Digunakan untuk melacak berlalunya waktu selama upacara keagamaan di sana. Lilin dinyalakan pada awal upacara dan dibiarkan menyala hingga mencapai titik tertentu, setelah itu upacara diakhiri.

Metode pengukur waktu ini sangatlah sederhana namun efektif. Jam lilin juga digunakan orang-orang Mesir kuno untuk mengukur panjang waktu atau hari. Mereka akan menyalakan lilin saat matahari terbit dan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan lilin untuk menyala hingga titik tertentu. Ini memungkinkan mereka menghitung panjang waktu atau hari dengan tepat.

Desain jam lilin yang terkenal rumit diciptakan oleh Al-Jazari, seorang insinyur dan polymath Muslim abad ke-12. Ia menggunakan sistem katrol dan pemberat untuk mengubah pembakaran lilin yang terus menerus menjadi waktu yang dapat dibaca pada dial didepannya. Selain itu, ia juga menciptakan jam berbasis air yang melacak pergerakan astrologi.

A candle clock from a copy of Al-Jazaris treatise on automata. Image credit : Farruk ibn Abd Al-Latif
A candle clock from a copy of Al-Jazaris treatise on automata. Image credit : Farruk ibn Abd Al-Latif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun