Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengabdi Kantor Pos

5 Januari 2023   19:03 Diperbarui: 5 Januari 2023   19:03 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung King David Kalakaua. Sumber : https://historichawaii.org/portfolio-items/kingkalakauabuilding/

Terletak di sudut antara jalan Richards dan Merchant, di Honolulu, Hawaii , gedung ini pada awalnya hanya disebut sebagai, "Gedung Federal" karena di dalamnya terdapat Kantor Pos, Pabean, dan Pengadilan. Sekarang nama resminya adalah gedung Raja David Kalakaua. Tapi sebagian besar orang menyebutnya sebagai "kantor pos pusat kota".

Assistant Superintendent of Mail kantor pos saat ituBenedict Westkaemper, digambarkan oleh bawahannya sebagai orang yang pendiam tapi sangat bawel dalam hal pengadaan alat-alat kantor. Tidak cuma bawel, ia bahkan berkelakuan sangat aneh. Bayangkan saja, alat-alat tulis kantor seperti pensil dan kertas dijaga sangat ketat olehnya seperti layaknya harta karun.

Namun, bosnya, Kepala Pos Honolulu DH MacAdam, mengatakan jejak rekam kerja Westkaemper saat masih di kantor pos El Centro, California sangat bagus dan melalui rekomendasi MacAdamlah Westkaemper dipindahkan ke layanan pos di Honolulu pada tahun 1921.

Berasal dari Minnesota, Westkaemper meninggalkan saudara laki-laki dan perempuannya untuk pindah ke California setelah menyelesaikan tugas wajib militernya. Westakaemper bekerja di kantor pos sejak tahun 1912. Ia adalah karyawan yang rajin. Dalam beberapa tahun, jabatannya naik dari Petugas Pendaftaran menjadi Pengawas Surat.

Bulan Agustus 1924, Benedict Westkaemper menjadi sukarelawan sebagai pelaut amatir dalam perjalanan ke Kepulauan Palmyra dengan kapal yang diberi nama The Palmyra.

"Westy" begitu Westkaemper menyebut dirinya, menyimpan catatan perjalanannya selama di kapal. Pada tanggal 19 Agustus, tidak lama setelah kapal berlayar, beberapa awak mengalami apa yang mereka sebut, "mal de mer" atau mabuk laut.

Baru beberapa hari berlayar, kapal diterjang badai. Angin menyebabkan sedikit kerusakan, termasuk putusnya kabel radio yang baru saja dipasang. Setelah itu, terjadi badai lagi dimana bagian railing atau pagar di geladak lepas sehingga kapal miring ke satu sisi.

Ombak laut sangat tinggi mengombang-ambingkan perahu. Begitu buruknya keadaan saat itu mereka membuang botol berisi nama-nama  kru kapal ke dalam laut, "untuk berjaga-jaga" kalau terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Satu minggu berselang, akhirnya mereka mencapai Pulau Fanning dan empat hari kemudian tibalah mereka di kepulauan Palmyra. Meskipun harta karun Spanyol yang ada dalam legenda tidak pernah ditemukan di sana, tapi mereka menemukan ribuan burung, ketam kelapa besar, air bersih, dan segerombolan ikan belanak.

Perjalanan ini tampaknya menjadi puncak kebahagiaan dari kehidupan Westkaemper yang tidak neko-neko.

Tak lama sekembalinya Westkaemper dari perjalanan itu, penyelidikan selama berbulan-bulan terjadi di kantor pos tempatnya bekerja ..... Westkaemper dituduh melanggar kode etik kantor pos.

29 Januari 1925, Westkaemper ditangkap dan diskors dari pekerjaannya dengan dakwaan mengirimkan materi terlarang melalui pos. Dia secara khusus didakwa melanggar Pasal 470 undang-undang dan peraturan kantor pos, yang bunyinya kira-kira begini:

"Setiap buku dengan konten cabul atau mesum dan setiap buku, pamflet, dan publikasi lainnya dari karakter yang tidak senonoh dan setiap artikel atau hal yang dirancang untuk mencegah kehamilan atau mengakibatkan aborsi, atau untuk penggunaan tidak bermoral dan tidak senonoh, dihukum dengan denda tidak lebih dari $5000 atau penjara tidak lebih dari lima tahun lamanya atau keduanya."

Pengaduan tersebut diajukan oleh Inspektur Kantor Pos. Westkaemper didakwa (dan mengaku) mengirim surat cabul melalui kantor pos kepada seorang wanita di San Francisco. Tetapi kantor pos dan pihak berwenang menolak untuk mengatakan apa yang sebenarnya tertulis dalam surat cabul tersebut.

Sambil menunggu jadwal persidangan, Westkaemper dibebaskan dengan Jaminan yang telah ditentukan sebesar $1500.

Westkaemper merasa dipermalukan, terakhir ia terlihat di gedung federal sekitar pukul sebelas malam hari itu. "Aku tahu kau kecewa padaku, Mac," begitu kata Westkaemper kepada kepala kantor posnya.

Menurut MacAdam, Westkaemper terlihat sangat sedih, benar-benar muak dan terhina, ia kemudian menghilang pergi dari kantor pos.

Westkaemper sempat terlihat berhenti di luar gedung federal beberapa saat, lalu berjalan ke sudut jalan Richards dan King tempat dia menaiki mobil dan pulang ke rumahnya.. Dia mengurungkan diri di kamarnya selama hampir satu jam.

Polisi menerima telepon misterius sekitar jam 3 sore dari seorang wanita yang mengatakan, "Awasi Westkaemper, dia bilang akan menembak dirinya sendiri."

Westkaemper keluar dari.rumahnya tanpa sepatah kata pun kepada siapa pun. Ia terlihat sempat berhenti sekali di Twelfth Avenue, depan toko Jepang untuk bermain dengan beberapa anak kecil. Lalu pergi dan berhenti lagi menyapa seorang siswi yang dikenalnya dan bertanya apakah dia tahu di mana jalan Cooke. Westkaemper terus berjalan melewati pabrik susu Charles Martin di dekat Fort Ruger.

Salah satu pekerja pabrik susu memberi tahu polisi, ketika dia sedang duduk beristirahat di luar gudang, sosok kurus tinggi terlihat berjalan dengan santai di lereng gunung, dan kemudian menghilang menuju arah jurang.

Pekerja itu bertanya-tanya siapa orang kurus tinggi itu, apa yang diinginkannya, ke mana dia pergi.

Beberapa menit kemudian, seorang penjual susu menemukan Westkaemper tergeletak dengan senjata revolver di tangannya dan sebuah peluru menembus jantungnya.

Bos Westkaemper, Postmaster MacAdam  mengatakan bahwa Westkaemper adalah petugas pos yang sangat efisien, salah satu pria terbaik yang pernah mereka miliki. Dia adalah seorang pekerja keras, sangat tekun dengan pekerjaannya, dan mencapai hasil nyata dalam tugas apa pun yang dia tangani. Surat itu, yang akhirnya menyebabkan dia bunuh diri, merupakan kejutan tersendiri. Sulit dipercaya Westkaemper akan melakukannya. Ia bukanlah orang yang seperti itu. Mungkin tanggung jawab pekerjaan yang membuatnya stress, tetapi sepertinya  memang ada sesuatu yang tidak biasa mendorongnya melakukan hal tersebut.

Pada penyelidikan kasus bunuh diri Westkaemper ditemukan kartu identitasnya, beberapa kliping surat kabar tentang puisi-puisi pendek kehidupan. Tidak ada pesan atau catatan khusus apa pun yang dapat ditemukan. Westkaemper, pria pendiam, pekerja keras yang begitu berdedikasi pada pekerjaannya. Dan ketika dia dipermalukan dan  mengecewakan bosnya, dia hanya tahu cuma ada satu jalan keluar. Bunuh diri!

Benediktus Lawrence Westkaemper, nama lengkap Westkaemper akhirnya  dimakamkan di Pemakaman Oahu atas permintaan keluarganya.

Hampir sebulan setelah pemakaman Westkaemper, ada seorang buruh pos, Adam Wong, bersama dengan mandor pengangkut, berada di ruang basement gedung federal menunggu pasokan barang yang datang hari itu.

Setelah barang tiba, Wong kemudian melangkah dari ruang perbekalan ke koridor, matanya melihat keadaan sekitar. Tiba-tiba, katanya, ada sosok Westkaemper yang berpostur tinggi mendekatinya.

Hantu Westkaemper tidak berbicara, Ia datang ke depan menuju pintu.

"Puni!" Wong berseru, "Lihat! Itu Westkaemper!"

Puni berteriak, "Westkaemper? Di mana?!"

Kemudian, sambil menunjukkan jarinya Wong berseru, "Di sana! Itu dia!" kepada mandor yang ketakutan. Sosok Westkaemper lalu menghilang.

"Seperti asap sosok itu pergi," cerita Wong, memutar tangannya di udara, "Seperti asap rokok kecil."

Banyak orang di gedung federal percaya bahwa Westkaemper telah kembali, mengawasi pasokan pos untuk memastikan tidak ada pemborosan.

Wong menyatakan bahwa dia pernah melihat hantu sebelumnya jadi dia tidak takut. Wong  menyukai Westkaemper, dan ia yakin Westkaemper menyukainya. Ya, Wong bahkan ingin bertemu Westkaemper lagi. Ia merasa sangat iba karena Westkaemper belum bisa menemukan tempat Peristirahatan terakhirnya.

Para karyawan pos hingga kini masih percaya bahwa kantor pos itu angker. Tidak hanya dihantui pekerja pos tua, Benedict Westkaemper... tapi juga arwah-arwah lainnya ...

Widz Stoops, PC - USA 01.05.2024
Maljum : Negara bagian Hawaii

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun