Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menanti Pahlawan Kembali

12 November 2020   04:44 Diperbarui: 12 November 2020   04:57 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://unsplash.com/@dearseymour


Lingkungan sekitar rumahnya dipenuhi umbul-umbul. Jalan-jalan disapu bersih, tidak ada sampah sedikitpun yang terlihat. Matahari bersinar cerah, awan putih seolah ditempatkan dengan sempurna di langit biru dan rumputpun terlihat tampak lebih hijau dari biasanya.

Jendela depan toko terpasang tanda bertuliskan "JALAN DITUTUP UNTUK UMUM". Sementara orang-orang mulai berbaris di tepi jalan. Anak-anak kecil mengambil posisi di sebelah orang tua mereka..

Tampaknya warga di situ sedang mengadakan sebuah parade kecil untuk menyambut hari Pahlawan. Terlihat petugas keamanan berusaha mendisiplinkan masyarakat tetap pada jalurnya yaitu di sisi jalan, agar iring-iringan yang akan lewat tak mendapat hambatan.

Tidak cuma itu, mereka juga memastikan warga yang hadir untuk berjaga jarak dan memakai masker, bahkan mereka membagi-bagikan masker untuk beberapa warga yang terlihat tidak memakainya,

Selang beberapa lama kemudian tiga orang berpakaian seperti badut datang membagi-bagikan sebuah kantong plastik kepada setiap warga yang hadir. Di dalamnya terdapat hand sanitizer, minuman segar dan permen. Badut-badut itu terlihat bertambah lucu dengan masker menutupi mulut dan hidungnya.

Tepat di belakang para badut, beberapa wanita memakai kostum dari berbagai daerah membagikan bendera merah putih kecil.

Serempak kerumunan bersorak dan melambai-lambaikan bendera kecil di tangan mereka, menyaksikan para tentara yang lewat, petugas polisi bahkan pemadam kebakaran.

Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun duduk dengan tenang sendirian di tepi jalan sambil memandangi bendera kecil yang dulu pernah diberikan kakak laki-lakinya sebelum dia pergi.

Cuma satu orang yang ingin dia lihat dalam barisan parade itu. Tetapi orang yang dia harapkan tidak ada di sana. Anak laki-laki itu menatap ke warna merah putih kain di tangannya, ia bingung apakah dia harus merasa bangga atau marah.

Ia tidak mengerti mengapa mereka menyebut kakaknya sebagai seorang Pahlawan. Ketika dia mendengar kata Pahlawan, yang ada dibenaknya adalah orang super kuat yang melawan kejahatan.

Pahlawan menyelamatkan jiwa manusia. Pahlawan begitu kuat sehingga tidak ada yang bisa melukai mereka. Pahlawan selalu mengalahkan orang jahat dan menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun