Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dibalik Segarnya Bau Tanah Selepas Hujan

19 April 2020   23:23 Diperbarui: 20 April 2020   02:44 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/@r_shayesrehpour

Para peneliti bahkan memasukkan elektroda ke 'antena' springtails. Karena 'antena' bergerak-gerak setiap kali bahan kimia tercium, para peneliti menyimpulkan bahwa springtails menyetel antenanya secara khusus mengarah ke geosmin dan 2-MIB.

Hasil penelitian menunjukkan organisme ini berevolusi bersama untuk membentuk hubungan simbiosis. Streptomyces menggunakan geosmin untuk 'membunyikan bel makan' bagi springtails yang lapar, yang memakan bakteri, dan sebagai balasannya arthropoda berkaki enam ini menyebarkan spora bakteri jauh dan luas.

Springtail menyebarkan spora yang telah mereka makan melalui kotoran mereka sementara yang menempel di tubuh mereka hanya mengelupas.

Jadi ini seperti analog burung yang memakan buah tanaman. Mereka mendapatkan makanan tetapi mereka juga mendistribusikan benih, yang bermanfaat bagi tanaman.

Ada juga bukti bahwa bakteri genus Streptomyces ini ternyata lebih suka springtail untuk menyampaikan spora mereka. Kenapa? Karena dari sekian banyak senyawa yang diproduksi oleh Streptomyces, banyak yang mematikan bagi jamur, serangga, dan nematoda.

Lain halnya dengan Springtails,  arthropoda ini terpisah dari keluarga serangga sekitar setengah miliar tahun yang lalu dan memiliki enzim yang mampu menghadapi banyak senyawa kimiawi Streptomyces.

Jadi, hewan primitif kecil ini memegang peranan penting dalam menyelesaikan siklus hidup Streptomyces, salah satu sumber antibiotik terpenting yang diketahui sains.

Para peneliti menulis bahwa hubungan simbiosis ini kemungkinan berusia ratusan juta tahun. Jadi, lain kali saat  mencium bau tanah setelah hujan, bawalah imajinasi kalian ke masa dinosaurus, karena bau yang sama itu sebetulnya sudah tercium sejak jaman purba kala.

Sumber : Nature Microbiology Journal, New Atlas, Popular Mechanics.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun