Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Havana! Kuingin Kembali

31 Januari 2020   06:47 Diperbarui: 31 Januari 2020   10:38 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terinspirasi dari artikel lama

Havana, aku tiba
dalam keringat di musim panas
caliente y picante
trotoar panas, wanita panas
Kulit-kulit berwarna
terang dan hitam menyandari dinding  
merah muda dan kuning

Berjalan-jalan di La Plaza de Armas
seruputan kopi pekat basahi bibir yang mengelupas
Di La Plaza de Francisco de Asis
menari pada gundukan batu La Plaza Vieja
timba, rumba, dan salsa

Havana, aku tiba
dalam racun nafasmu
antara asap kuat insektisida
dan Chevy lima tujuh
Lewati kotoran hitam antara kumuh
Dan gemerlapmu
dengan tubuh seksi ketat
cantik, melenggang berkutat

Aku tiba lewati bekas istanamu
yang terganti con las turistas ricos
dengan senyum mempesona
merajuk belanja harta

pinggul-pinggul kian bergoyang
seiring ketukan langkah sepatu
tawa senapan mesin dari kakimu
di atas panasnya bulat batu
dengan jinateros dan musisi jalanan
dari jendela tak berkisi nyanyian Santera melayang

Havana, aku mencium harummu
dalam selimut yang asin
di bawah malam yang panjang
bernoda cerutu
pinggulmu makin melenggang
Haru biru tumpah dari bibir merona
dan tetes darah merah revolusionermu
Pengorbanan Machado dan Baptista
dan 500 tahun kekuasaan penjajah

Di Paseo de Marti
spanduk Che Guevara
mengepak dalam kelembaban udara
Fidel, dengan cerutu di tangan
tanpa lelah mengamuk dalam hitam dan putih
di TV Rusia tahun 1960-an

Cuba, kulihat warna tosca di matamu
mimpi kamar tidur lusuh
buruknya kebahagiaanmu
Mentertawakan kekecewaan dan keputus asaan
menari dari penindasan dan kekurangan
sakitnya masa lalumu
Akan pertempuran Castillo De Los Tres Santos
Revolusi kehidupanmu
dan ketika aku berdiri di tangga El Capitolio
menatap keagungan yang membusuk
Aku mulai mengerti mengapa
ku ingin kembali lagi

Catatan : 

caliente y picante = panas dan pedas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun