Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cermin dan Bayangan Kelam

20 Januari 2020   10:36 Diperbarui: 20 Januari 2020   10:47 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, seperti kemarin
dan kemarinnya lagi
masih saja kau anggapku
sekedar bayang-bayang
entah milik siapa

Tak cuma itu
sejak dulu
anggapanmu tentangku  
hanyalah cermin buram
Yang kerap kau sisihkan

Padahal mimpi juga bayang-bayang
Lalu, mengapa mimpi tetap jadi angan?
Padahal cermin pantulkan rupa asli
Lalu, mengapa palsu tetap kau puji?

Aku ingin terus berdiri di sini
Menanti bayang-bayang
jadi kenyataan
dan akan tetap terus berdiri
Hingga cermin tak lagi mengingkari

Atau biarkan
aku jadi bayang-bayangmu
dan akan selalu
hingga kau matikan cahaya itu
di relung hatimu

Atau biarkan
aku menjadi cerminmu
dan akan selalu
Hingga setiap kau tutup matamu
tak kau lihat yang lain kecualiku

Catatan: Koloborasi Widz dan Ropingi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun