Hari ini, seperti kemarin
dan kemarinnya lagi
masih saja kau anggapku
sekedar bayang-bayang
entah milik siapa
Tak cuma itu
sejak dulu
anggapanmu tentangku
hanyalah cermin buram
Yang kerap kau sisihkan
Padahal mimpi juga bayang-bayang
Lalu, mengapa mimpi tetap jadi angan?
Padahal cermin pantulkan rupa asli
Lalu, mengapa palsu tetap kau puji?
Aku ingin terus berdiri di sini
Menanti bayang-bayang
jadi kenyataan
dan akan tetap terus berdiri
Hingga cermin tak lagi mengingkari
Atau biarkan
aku jadi bayang-bayangmu
dan akan selalu
hingga kau matikan cahaya itu
di relung hatimu
Atau biarkan
aku menjadi cerminmu
dan akan selalu
Hingga setiap kau tutup matamu
tak kau lihat yang lain kecualiku
Catatan: Koloborasi Widz dan Ropingi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H