" Hilang ? Dimakan atau dicuri?" Saya sedikit berseloroh.
"Saya sudah bersusah payah membuatnya, sekarang semua hilang dan saya tidak tahu dimana" Keluhnya dengan mata berkaca-kaca.
Melihat kesedihan dimatanya, baru saya yakin kalau Ann benar-benar serius. Otak saya pun mulai mengira beberapa kemungkinan yang terjadi pada muffin tersebut,
1. Dimensia yang dideritanya membuat Ann berpikir telah membuat muffin itu, walaupun kenyataan sebenarnya muffin tak pernah dibuat.
2. Ann benar-benar membuat muffin tapi lupa dimana menaruhnya.
3. Muffin itu mungkin menggelinding jatuh diperjalanan dari rumahnya ke rumah saya.
Tidak tega melihat kesedihannya, akhirnya saya putuskan untuk menyelidikinya lebih lanjut. Hitung-hitung belajar jadi detektif.
"Jangan sedih Ann, yuk, kita cari sama-sama" Ajak saya sambil menyalakan lampu senter dari telpon genggam.
Penyorotan lampu senter saya mulai dari pintu depan rumah ke kolong mobil saya, lanjut ke saluran air didepan rumah, terus berjalan perlahan menyoroti setiap tapak menuju blok jalan tempat Ann tinggal, menyoroti kolong mobilnya, hingga didepan pintu rumah. Tidak ada terlihat ciri-ciri muffin yang tergelinding jatuh.
Ann menbuka pintu rumah perlahan. Pencarian muffin didalam rumahpun dimulai. Ruang makan, ruang tidur, kamar mandi, lemari-lemari semua saya jelajahi. Hasilnya nihil. Saya mulai kembali meragukan keyakinan saya. Aah.. Ann jangan-jangan memang tidak membuatnya. Namun tiba-tiba ide detektif muncul lagi di otak saya. Kalau Ann benar-benar membuat Muffin, akan ada bekas-bekas adonan di piring kotor yang masih menumpuk di wastafel dapur!
Ternyata benar terlihat sisa-sisa adonan muffin di sana! Tapi kemana muffin itu? Mungkin Ann lupa dan memasukannya ke dalam mesin cuci piring? Segera saya buka mesin itu, didalamnya tampak kosong tak ada muffin! Malam semakin larut, muffin belum juga ditemukan, sayapun menyerah!
"Maaf saya benar-benar tidak tau dimana muffin itu berada. Hari sudah malam dan besok hari Natal, Ann harus beristirahat " Kata saya sambil mengelus punggungnya.
Ann cuma mengangguk kecil, kesedihan akan hilangnya muffin masih terlihat di raut wajahnya. Sayapun kemudian pamit pulang.