Saat membuka halaman facebook kemarin saya diingatkan facebook tentang postingan saya 3 tahun yang lalu pada saat menyaksikan The Phantom Of The Opera di Straz Theatre, Tampa-Florida. Ini bukanlah pertama kalinya, lebih dari 10 tahun lalu saya pernah menyaksikan pertunjukan yang sama di Broadway, New York. Opera ini diangkat dari novel yang ditulis oleh penulis Perancis Gaston Leroux. Novel tersebut terinspirasi dari sebuah cerita tentang cinta yang tak pernah mati di Opera House yang angker "Palais Garnier" pada abad ke 18.
Masih teringat kental dibenak saya dimana pada akhir setiap adegan panggung, penonton berdiri dan bertepuk tangan selama kira-kira 3 menit. Total keseluruhan adegan panggung ada tujuh waktu itu, ditambah di penghujung pertunjukan dimana semua pemain keluar ke atas panggung bersama-sama, tanpa diperintahkan seluruh penonton dengan serentak berdiri kembali dan bertepuk tangan lagi selama lebih dari 5 menit. Jadi kalau dihitung-hitung pada malam itu saya bertepuk tangan hampir setengan jam! Walhasil tangan sayapun merah dan terasa agak perih setelahnya.
Terlepas dari penonton disini yang selalu penuh antusias dan sangat begitu menghargai segala bentuk pertunjukan, tak dapat dipungkiri kalau opera ini memang sebuah pertunjukan legendaris yang selalu digemari dari generasi ke generasi sejak abad ke 19 hingga sekarang. Penonton seakan benar-benar merasakan kehadiran The Phantom Of The Opera itu sendiri, bahkan terus terang sempat membuat bulu kuduk saya berdiri.
Panitia lelang perlahan menaikkan chandelier yang bersinar keatas langit-langit tempat dimana dulu chandeler tersebut pernah dipasang. Musik pembukaan crescendo kemudian berkumandang, panggung yang tadinya bernuansa hitam-putih tiba-tiba berubah menjadi nuansa yang berwarna. Penonton seolah diajak untuk kembali mengenang kejadian sebenarnya di tahun 1870, di masa puncak kejayaan Opera House tersebut yang juga merupakan permulaan dari cerita opera ini.
Walaupun Raoul tidak melihatnya, tapi Christine juga tidak mencoba untuk menarik perhatian Raoul. Saat pertunjukan berlangsung sebuah backdrop jatuh dan hampir menimpa penyanyi tunggal dan lead soprano, Charlotta Giudicelli yang ketakutan dan langsung mengundurkan diri. Sementara terlihat bayangan hitam menghilang dari tempat dimana backdrop berasal. Sepucuk surat jatuh ke lantai. Madame Giry membukanya dan membaca surat yang ditanda tangani oleh Hantu Opera, suatu penampakan yang dipercaya sebagai hantu dan tinggal di dalam Opera House.
Dalam surat disebutkan kalau dia menyaksikan setiap pertunjukan dan dibayar oleh pemilik opera dua puluh ribu dollar perancis setiap bulannya. Kedua pemilik Opera kesulitan mendapatkan pengganti Charlotta akhirnya Christine pun terpilih dan malam itu dia menyanyi dengan indahnya, sementara Hantu Opera mendengarkannya melalui ventilasi. Hantu Opera terlihat tinggal jauh di bawah basement gedung Opera House.
Pemilik Opera Firmin dan Andre tidak menghiraukan ancaman itu dan posisi penyanyi utama malam itu di berikan kepada Charlotte. Di pertunjukan komedi yang kedua Phantom menginterupsi pertunjukan dengan mengkritik akan kegagalan mereka mematuhi perintahnya. Charlotte tetap meneruskan bernyanyi tapi tiba-tiba tersedak dan suaranya pecah.
Tugasnya bernyanyi kemudian segera digantikan oleh Christine. Sementara saat pertunjukan tari balet berlangsung Phantom menggantung kepala Buquet didepan penonton, yang menyebabkan semua ketakutan. Christine melarikan diri keatas atap diikuti oleh Raoul dari belakang.