Sebut aku gila atau rada-rada atau terserahlah mau disebut apa, tapi aku memang benar-benar suka sekali dengan pengamen yang satu ini.
Terus terang aku nggak gitu suka nyeritain orang, tapi kali ini rasanya aku merasa perlu menceritakan kakek tua keren yang pernah aku temukan seumur hidupku.
Kunjungan pertamaku ke New Orleans (Nawlins) sebetulnya adalah misi mencari Grandpa Elliot. Aku sudah tahu akan reputasinya di New Orleans sebagai pengamen atau musisi jalanan, suaranya yang khas, pribadinya yang unik telah menarik perhatian yang sangat tak terhingga dari penggemarnya di berbagai pelosok belahan dunia selama bertahun-tahun lamanya.
Grandpa Elliot sangat identik dengan French Quarter, salah satu area di New Orleans yang sarat dengan artis dan musisi berbakat. Tidak afdol rasanya kalau ke French Quarter tanpa bertemu dengannya. Orang-orang setempat atau pengunjung reguler di French Quarter menganggap Grandpa Elliot sebagai suatu anugerah dan penyemangat dibalik revitalisasi kota setelah badai Katrina.
Suaranya seolah mengingatkan kita bahwa lewat musik kita dapat membangkitkan jiwa dan semangat untuk melalui semua kesulitan yang ada.
Saat menuju ke Royal dan Toulouse Street, aku melihat Grandpa berdiri disudut. Perlahan aku mendekat dan memperkenalkan diri. Grandpa tersenyum dan kamipun memulai percakapan yang ringan tapi cukup berarti. Aku memulainya dengan menanyakan tentang kabarnya, grandpa menjawab dengan halus.
"Sedang tidak baik kabarnya!"
" Kenapa Grandpa? Mau cerita?" Jawabku sedikit kepo.
"Oh nggak .. nggak .. nggak mau cerita kalau sedang di French Quarter!"
Kemudian aku bertanya tentang dia sebagai Public Figure yang kadang sibuk tour keliling di dalam dan luar negeri, tapi tetap saja selalu kembali jadi musisi jalanan. Grandpa menjawab :
"Soalnya indah sekali disini, kalau aku nggak sibuk tour keliling, ya pasti disini . Kadang-kadang bisa sampai 24 jam sehari. Aku nggak bisa lah ninggalin tempat ini, karena kalau aku pergi, banyak yang akan terenggut dari sini."
Terus terang aku sendiri tidak begitu paham dengan maksud dari alasannya itu. Tanpa ambil pusing, aku malah bertanya lagi .
"Grandpa, pernah merasa kecewa gag?"
"Oh, gag pernah, kita tidak akan pernah kecewa, tidak pernah ada kekecewaan di French Quarter! Baik atau buruk tempat ini adalah tempat penuh kasih!" Jawabnya penuh senyum.
"Aku gag ngerti, kenapa gag pernah kecewa?" Tanyaku.