Pada awalnya mengolah bahan limbah pangan menjadi krupuk dianggap mustahil bagi banyak orang. Akan tetapi, hal itu ternyata mampu dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang di Desa Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Jawa Tengah. Mereka menjadi pelopor bisnis KRUPITONG (krupuk kulit singkong) yang bahan bakunya berasal dari kulit singkong ini.
Di tangan mereka, kulit singkong yang tadinya hanya digunakan untuk pakan ternak diubah menjadi sesuatu yang benar benar tidak dipandang sebelah mata dan bernilai ekonomis tinggi.
Ide ini muncu begitu saja ketika mengevaluasi hasil survei potensi Desa Wanar yang kebanyakan warganya menjadikan tanaman singkong sebagai tanaman pertanian mereka.Â
Setelah mencari tau informasi di berbagai sumber mengenai kandungan apa saja yang terdapat dalam kulit singkong baik itu manfaat atau racun di dalamnya, tekad mewujudkan keinginan mereka untuk mewujudkan produk itu makin terbuka lebar saat diketahui banyak manfaat dan belum adanya yang mengolah produk ini menjadi produk pangan walaupun diketahu ada sedikit kandungan sianida ringan dalam kulit singkong, namun ini tidak menyurutkan niat mereka untuk mencoba menghilangkan racun tersebut, apalagi kandungan racunnya hanya taraf ringan saja.
Dari sini, mereka mulai belajar proses pengolahan dengan peralatan yang sederhana, memanfaatkan bahan seadanya sebagai percobaan. Tidak mudah memang awalnya, butuh beberapa kali percobaan agar mendapatkan hasil kerupuk yang tidak pahit, bisa mengembang sempurna dan layak konsumsi tentunya.Â
Apalagi kerupuk membutuhkan proses pengeringan yang bisa memakan waktu 2-3 hari pengeringan. Sehingga percobaan tersebut banyak menyita waktu selama KKN mereka.
Upayanya membuahkan hasil. Di Minggu ke 4 KKN, kerupuk percobaan saat itu kering dan siap digoreng untuk kemudian dirasakan oleh seluruh anggota KKN terlebih dahulu. Hasilnya kerupuk mengembang dan renyah serta memiliki citarasa yang unik dan renyah. Akhirnya resep kerupuk tersebut bisa di tetapkan setelah melalui banyak percobaan dan dapat dibagikan kepada anggota PKK yang memang menjadi sasaran program ini.
Kini, dibawah merek Krupitong mereka mahasiswa KKN desa Wanar telah mensosialisasikan program pembuatan, pengemasan serta pemasaran online Krupitong.Â
Bahkan mereka telah menggandeng anggota PKK desa Wanar untuk menjual hasil produk mereka dalam acara expo KKN se- kecamatan Tersono yang dilaksanankan pada tanggal 12 November 2018 lalu dan expo PKK se-Kecamatan Tersono pada tanggal 15 November 2018. Hasilnya menggembirakan seluruh produk Krupitong dengan 3 varian rasa yang dipasarkan habis terjual sebelum expo berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H