Mohon tunggu...
Widiya Putri
Widiya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Algoritma Kebangsaan: Meningkatkan Cinta Produk Lokal dan Mempopulerkan Kuliner Daerah

10 November 2024   16:15 Diperbarui: 10 November 2024   16:23 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gempuran produk luar negeri menantang kita untuk lebih mencintai produk Indonesia dengan selalu mengutamakan konsumsi produk dalam negeri. Salah satu cara untuk mendukung gerakan ini adalah dengan memanfaatkan algoritma kebangsaan sebagai upaya untuk menghidupkan rasa bangga dan cinta masyarakat Indonesia terhadap negaranya sendiri melalui penggunaan teknologi.

Produk lokal merupakan produk yang bahan baku dan produksinya berasal dari dalam negeri. Produk lokal tidak hanya terbatas pada barang-barang yang kita pakai, seperti pakaian, sepatu, atau kosmetik. Salah satu produk lokal yang paling dekat dan sering kita temui, namun sering tidak kita sadari, yaitu kuliner khas daerah.

Indonesia memiliki kekayaan kuliner khas daerah yang unik dan penuh makna. Hidangan khas daerah seperti pempek khas Sumatera Selatan, sate lilit khas Bali, hingga papeda khas Papua menjadi identitas daerah dan warisan budaya bangsa. Meskipun begitu, kuliner daerah masih kurang dikenal luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh sebab itu, perkembangan dunia digital dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan kuliner tradisional.

Sosial media menjadi platform yang sangat berpotensi untuk mempromosikan kuliner khas daerah secara luas dan tanpa batas. Melalui Instagram, TikTok, atau Youtube, kita dapat dengan mudah berbagi pengalaman kuliner, berbagi resep masakan, dan mengunggah foto atau video yang menampilkan kelezatan serta keunikan kuliner khas daerah. Sebuah video yang diunggah di TikTok tentang review rasa makanan daerah favorit, sate lilit khas Bali, misalnya, dapat membuat penonton penasaran dan tertarik melihat kembali konten terkait.

Algoritma sosial media akan menampilkan konten yang sesuai dengan interest pengguna melalui apa konten yang pengguna lihat, cari, dan sukai. Apabila konten kuliner khas daerah tadi berhasil menggaet minat khalayak untuk menyantapnya, maka kuliner khas daerah berpotensi untuk mendunia.

Sama halnya dengan algoritma tersebut, algoritma kebangsaan bekerja dengan menyebarkan informasi tentang keberagaman budaya Indonesia melalui pemanfaatan teknologi. Melalui tindakan-tindakan sederhana seperti mengunggah foto atau resep camilan khas daerah, mempromosikan wisata kuliner khas Indonesia, dan merekomendasikan rumah makan masakan tradisional lalu diberi caption yang mengajak orang untuk datang kesana saja kita sudah turut berpartisipasi dalam menyukseskan algoritma kebangsaan sekaligus mendukung produk lokal dan perekonomian masyarakat. Sebagai warga Indonesia, mari bersama-sama kita dukung produk lokal, khususnya kuliner khas daerah agar tetap lestari dan semakin dikenal banyak orang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun