Mohon tunggu...
Widiyanto RS
Widiyanto RS Mohon Tunggu... -

Ingin terus belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema, antara Air PDAM atau Air Hujan

11 Januari 2016   20:37 Diperbarui: 11 Januari 2016   21:03 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-I5Xb1OTGGZI/UPMCYCLAkoI/AAAAAAAAAeI/ha-y8FHG4Tw/s1600/air.jpg]

Pontianak- Kota ini terkenal karena dilalui oleh garis khatulistiwa dan terdapat tugu katulistiwa sebagai primadonanya. Selain itu, kota ini juga terkenal karena adanya sungai terpanjang di Indonesia yaiu Sungai Kapuas. Sungai ini hampir menjangkau seluruh daerah di Pontianak bahkan di Kalimantan Barat. Maka dari itu, masyarakat Pontianak yang menggunakan jasa PDAM mendapatkan air ‘bersih’ dari air sungai Kapuas ini. Mengapa penulis memberikan tanda petik di kata air bersih? Alasannya adalah memang kebersihan air dari Sungai ini masih dipertanyakan jika dilihat secara fisiknya. Berikut adalah gambar dari Sungai Kapuas dan kualitas airnya :

 

Sumber gambar [https://fajarmukhsoni.files.wordpress.com/2010/10/spm_a0412.jpg]

Dari gambar tersebut terlihat bahwa air Kapuas tidak jernih dan dipertanyakan kebersihanya. Lantas apakah kualitas airnya sudah diolah terlebih dahulu oleh PDAM sebelum diedarkan kepada masyarakat supaya lebih layak atau bagaimana? Jawabanya adalah sama saja kualitas antara air Kapuas dan air yang berasal dari PDAM. Tidak ada pengolahan air terlebih dahulu yang dilakukan oleh PDAM agar air yang mereka bagikan kepada masyarakat menjadi lebih baik. Bagaimana nasib masyarakat Pontianak jika terus menggunakan air Kapuas dengan kualitas seperti itu? Apakah negara akan tinggal diam? Apakah masyarakat akan melanjutkan trend mencemari sungai Kapuas? Jika jawabanya adalah iya, penulis tidak bisa membayangkan bagaimana tingkat kesehatan masyarakat Pontianak kedepannya.

Lalu apakah hanya air PDAM (dari Sungai Kapuas) sumber air yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat Pontianak?

Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak. Pada saat musim penghujan seperti saat ini, masyarakat akan menampung air hujan. Air hujan yang ditampung tersebut langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk mandi, mencuci, memasak, dan kebutuhan lainya. Memang terdengar aneh bagi anda yang tinggal di Jawa dengan air yang melimpah bukan? Namun memang ini kenyataan yang ada di negeri kita ini. Negeri yang kata orang adalah tanah surga, akan tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan yang sangat mendasar yaitu air bagi semua warganya.

Dilema mungkin dirasakkan oleh orang yang pertama kali tinggal atau masyarakat yang tinggal di kota ini. Apakah menggunakan air PDAM yang berasal dari sungai Kapuas dengan keadaan seperti itu atau menggunakan air hujan? Sampai kapan dilema ini akan terus dirasakan oleh masyarakat Pontianak atau daerah lain yang senasib dengan ini?

Mungkin akan lebih bijaksana jika masyarakat berhenti mempertanyakkan kinerja Pemerintah sehingga hal ini bisa terjadi dan bisa introspeksi diri. Introspeksi diri apakah masyarakat sekitar sudah menjaga lingkungan yang dalam ini sungai Kapuas dengan baik. Menurut pengamatan penulis, kesadaran akan lingkungan di daerah Pontianak ini memang kurang. Tak jarang masyarakat membuang limbah pabrik, sampah rumah tangga dan zat-zat pencemar lingkungan lainnya ke Sungai Kapuas.

Selain introspeksi diri sebaiknya masyarakat di Pontianak ini bisa memperlihatkan perubahan pada perilakunya. Mungkin terlalu besar untuk memikirkan penggunaan alat pembersih air, tetapi perubahan itu dapat ditunjukkan dengan tidak mencemari air Kapuas lagi. Perilaku kecil ini dapat merubah Indonesia menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan tingkat kesehatan di daerah Pontianak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun