Namun pada dasarnya, ciri utama pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:
- Fokus konsep
- Kesiapan peserta didik terakomodasi dalam kurikulumÂ
- Kelompok fleksibel
- Siswa aktif mengeksplorasi
Lalu, bagaimana contoh-contoh penerapan yang relevan, agar calon guru dapat memahami secara komprehensif mengenai pembelajaran berdiferensiasi? Untuk menemukan jawabannya, jangan lewatkan pembahasan tentang contoh kasus berikut!
Contoh-Contoh Penerapan yang Relevan
Untuk menyajikan contoh-contoh yang relevan mari simak kasus di bawah ini terlebih dahulu!
Sholeh adalah Seorang guru SMA Kelas XI, Ia ingin mengajarkan materi teks cerpen dengan mengaplikasikan cerita tersebut dalam bentuk media belajar gambar berseri. Filma adalah peserta didik yang memiliki modalitas Visual, sehingga Filman mampu memahami materi pembelajaran yang disampaikan menggunakan media visual.
Kemudian, Wajdi merupakan peserta didik yang mempunyai modalitas Auditori, sehingga Wajdi dapat memahami materi cerpen dengan mendengarkan audio dari media belajar tanpa perlu melihat gambarnya. Berbeda dengan Widiya, ia memiliki modalitas Kinestetik, karena Widiya memiliki kemampuan memahami sesuatu dengan mengaitkan pada kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika menonton video, ia mampu memahami materi dengan baik. Dengan adanya modalitas peserta didik yang berbeda tersebut, bagaimana cara Sholeh sebagai guru menyajikan pembelajaran yang berdiferensiasi?
Dengan adanya kasus, di atas contoh-contoh relevan yang tepat agar pembelajaran dapat berdiferensiasi, yaitu:
Contoh 1
Sholeh sebagai guru menelaah kesiapan belajar (readiness). Readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sholeh sebagai guru memberikan tugas yang dipersiapkan dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik tersebut, hal ini akan membawa mereka keluar dari zona nyamannya, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai mereka tetap menguasai materi baru yang disajikan.Â
Adanya media belajar gambar berseri membantu peserta didik untuk siap memahami struktur teks cerpen, karena media yang disajikan membuat peserta didik nyaman, didukung pula lingkungan belajar yang asik, serta media belajar gambar berseri memberikan warna baru dalam pembelajaran.
Contoh 2Â
Sholeh menentukan minat peserta didik dengan mempertimbangkan latar belakang peserta didik, apakah peserta didik memiliki etnis, budaya, dan status sosial yang sama. Sehingga Sholeh sebagai guru dapat menyajikan media gambar berseri dengan mempertimbangkan ke-3 komponen tersebut. peserta didik dengan budaya yang kental dalam kesehariannya, harus disajikan media gambar berseri dengan menceritakan kehidupan sehari-hari berdasarkan budaya dan kesantunan yang ada.
Contoh 3
Sholeh sebagai guru menelaah profil peserta didik, khususnya dari preferensi modalitas dalam belajar. Kemudian menyesuaikan media belajar, berdasarkan modalitas yang dimiliki ke-3 peserta didik, cara yang paling tepat guru menyajikan media gambar berseri dengan menampilkan audio-visual, sehingga ke-3 peserta didik dapat memahami materi teks cerpen secara mendalam.Â
Filman dengan modalitas Visual akan mudah memahami materi dengan menonton Video, dan Wajdi dengan modalitas Auditori akan memahami materi dengan mendengarkan video yang disajikan, kemudian Widiya dengan Modalitas Kinestetik juga mampu memahami materi dengan baik, karena cerita yang dirancang oleh Sholeh sebagai guru berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jadi dengan satu media dapat mengakomodir 3 modalitas peserta didik yang berbeda.