Tulisan ini berdasarkan hasil refleksi selama mengikuti kegiatan aksi GUIM (Gerakan Universitas Indonesia Mengajar) Angkatan 8.
Banyak permasalahan yang saya temui selama turun aksi, seperti misalnya nilai anak-anak yang sangat di bawah rata-rata bahkan kelas 6 belum hapal perkalian. Ada juga permasalahan kenakalan-kenakalan remaja seperti merokok, menonton video porno, sexual harrasment pada temannya, dan bahkan ada yang pernah meminum oplosan. Masalah-masalah tersebut cukup mengejutkan. Terlebih kelas yang saya ajar waktu itu, 11 di antara 21 murid kelas 6 pernah tinggal kelas.
Setelah ditelusuri lebih lanjut melalui home visit (kunjungan ke rumah siswa) dan personal approach (mengobrol langsung empat mata bersama siswa), kebanyakan siswa yang memiliki karakter bermasalah adalah mereka yang memiliki masalah di rumah. Seperti misalnya kurang kasih sayang karena ditinggal oran tuanya merantau ke luar kota, keluarga broken home, atau mendapat bentuk punishment berupa kekerasan fisik dari orangtuanya. Permasalahan-permasalahan tersebut membuat anak tidak terkontrol perilakunya dalam bermain, sulit untuk fokus, atau melakukan kekerasan pada teman lainnya ketika terjadi bullying.
Permasalahan anak di sekolah bisa menjadi cerminan permasalahan anak di rumah. Hal ini mungkin saja bisa terjadi, karena output perilaku yang kita tampilkan bisa berhubungan dengan input yang kita pelajari dari lingkungan. Idealnya orangtua harus bisa menjadi role model yang baik sehingga dapat dijadikan teladan untuk anaknya. Anak dapat belajar nilai-nilai yang baik dari orangtuanya. Pembelajaran terbaik adalah pembelajaran melalui keteladanan.
Kehadiran orangtua sangat penting untuk mengawasi pergaulan pertemanan anak. Kehadiran orangtua juga penting untuk membantu anak me-manage waktu antara bermain dan belajar. Fasilitas seperti gadget atau motor sebagai alat transportasi memang boleh diberikan, dengan catatan masih dalam pengawasan orangtua.
Permasalahan di titik aksi GUIM, setelah didalami kuncinya adalah keluarga. Dukungan dari orangtua, selain materiil, yang paling utama adalah moril. Kehadiran orangtua dalam memberi dukungan dan perhatian dapat menjadi vitamin untuk tumbuh kembang anak hingga kelak ia memiliki karakter yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H