Mohon tunggu...
Widiya Solihat
Widiya Solihat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengejar Kebahagiaan

29 Oktober 2018   00:34 Diperbarui: 29 Oktober 2018   00:58 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tersenyum, apakah sudah pasti dia bahagia?

Dia tertawa, apakah sudah pasti dia sangat sangat bahagia?

Dia terlihat murung, apakah sudah pasti dia tidak bahagia?

Dia menangis meraung, apakah sudah pasti dia sangat tidak bahagia?

Terkadang apa yang terlihat oleh mata, belum tentu sama dengan yang terjadi dalam hati. Seperti itu pula kebahagiaan. Apakah kebahagiaan dapat diukur dengan ekspresi wajah yang terlihat? Belum tentu. Bukankah ada orang yang menutupi kesedihannya dengan senyuman ataupun keceriaan?

Sampai saat ini belum ada alat ukur pasti kebahagiaan. Tidak ada ada definisi yang jelas tentang kebahagiaan. Karena jika setiap orang ditanya tentang apa yang membuatnya bahagia, maka jawabannya berbeda-beda. Seperti layaknya kebanyakan jawaban anak jurusan Psikologi, yaitu 'tergantung'.

Orang yang kelaparan, bisa jadi sumber kebahagiaannya adalah makanan. Orang yang kekurangan harta, bisa jadi sumber kebahagiaannya adalah harta kekayaan. Orang yang sedang sakit, bisa jadi sumber kebahagiaannya adalah kesehatan. Orang yang memiliki latar belakang broken home, bisa jadi sumber kebahagiaannya adalah keluarga yang harmonis. Ya, sumber kebahagiaan setiap orang berbeda-beda.

Namun, tidak selamanya hal di atas pasti terjadi. Tidak selamanya sumber kebahagiaan berasal dari sesuatu yang kita 'tidak punya'. Di luar sana, masih banyak orang yang kekurangan harta, kekurangan makanan, atau memiliki fisik yang tidak sempurna, tidak memiliki keluarga yang utuh, namun mereka tetap bahagia. 

Mereka tetap bisa tersenyum menikmati hidup. Sementara di sisi lain, ada orang yang memiliki harta berlimpah tapi tidak bahagia, ada yang diberi kesehatan tapi tidak menjaga kesehatannya dengan baik, ada yang memiliki keluarga utuh tapi tidak saling menjaga.

Lalu, apa sebenarnya kebahagiaan itu?

Dalam KBBI, kebahagiaan didefinisikan dengan kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin. Dari definisi ini, kita mungkin bisa menyoroti pada kondisi lahir dan 'batin'. Ya, sejalan dengan kondisi batin. Orang yang bahagia tidak hanya dapat diukur dengan ekspresi wajahnya yang tersenyum ataupun tertawa lebar, karena batin kita pun harus merasakan kebahagiaan tersebut. Bahagia menjadi sulit diukur karena batin kita bukanlah hal yang bisa kita observasi secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun