Mohon tunggu...
Widi Wahyuning Tyas
Widi Wahyuning Tyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Hidup terasa ringan selama masih ada sayur bayam, tempe goreng, dan sedikit sambal terasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenali Kekerasan Emosional dalam Hubungan Asmara

25 September 2018   15:16 Diperbarui: 25 September 2018   15:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalin hubungan dengan seseorang ibarat menyatukan 2 kepala dengan karakter yang berbeda. Pasti ada konfliknya! Jika pasanganmu adalah orang yang dewasa dan bisa menyikapi setiap masalah dengan baik, konflik akan mudah terselesaikan. 

Namun lain halnya jika kebetulan kamu menjalin hubungan dengan orang yang temperamental. Pertengkaran yang terjadi tidak hanya secara verbal, namun bisa berujung hingga kekerasan fisik. Kekerasan dalam hubungan bisa mencakup aspek emosional yang terkait dengan kesehatan mental, lho! Jadi, sejatinya kekerasan tidak hanya secara fisik saja, namun juga terjadi dalam bentuk kekerasan emosional.

Kekerasan emosional dalam hubungan sering kali luput dalam perhatian karena wujudnya yang tak kasa mata. Seseorang yang menjadi korban kekerasan emosional umumnya tidak menyadari bahwa perlakuan dari pasangan terbilang kurang layak dan termasuk dalam kekerasan.

Dilansir dari CNNIndonesia, berikut 5 tanda kekerasan emosional terjadi dalam hubunganmu :

1. Tak ada dukungan

Sebuah hubungan bisa dikatakan ideal jika kedua belah pihak saling mendukung atas apa yang ingin dicapai. Pernahkah kamu membagi cerita kepada pasanganmu namun malah ejekan dan cemoohan yang kamu dapat? Jika iya, maka sudah bisa dipastikan kalau kamu telah mengalami kekerasan emosional. Mengolok dan menertawakan pandangan hidup seseorang bisa menimbulkan perasaan insecure yang menghambat perkembangan seseorang.

2. Kritik bertubi-tubi

Lumrah saja jika seseorang melontarkan kritik. Pada suatu kondisi, kritik malah dibutuhkan untuk memperbaiki suatu hal menjadi lebih baik lagi. Namun bagaimana jika kritik dilontarkan secara terus menerus? Misalnya saja, pasanganmu mengkritik gaya pakaianmu saat akan pergi berkencan, kemudian mengkritik sepatumu yang dianggap kurang match, dan ditambah lagi mengkritik tatanan rambutmu yang menurutnya kurang rapi. Pasangan yang kerap melakukan hal itu merupakan salah satu wujud tindakan kekerasan emosional. Kritik bertubi-tubu hanya akan menghancurkan kepercayaan dan harga dirimu.

3. Acuh tak acuh

Sering kali kita bercerita dan berkeluh kesah dengan pasangan saat situasi buruk menimpa kita, dengan harapan akan mendapatkan empati darinya. Namun, jika pasanganmu terkesan acuh dan tidak peduli, maka itu merupakan sikap yang janggal. Bersikap acuh saat pasangan tengah dilanda kesedihan menjadi  senjata ampuh untuk melancarkan aksi kekerasan emosional.

4. Ribut tiada henti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun