Sesuatu yang saya temukan ketika lagi browsing.. Sangat menarik menegenai NAZI, Islam, dan Yahudi. Tulisan ini saya ambil dari www.eramuslim.com dan merupakan sebuah tulisan yang berisi tanya dan jawaban. Berikut petikannya:
PERTANYAANNYA:
Asaalammu'alaykum Wr. Wb,
Saya tidak sengaja membaca tentang Brigade Handjar yaitu pasukan tempur dari Bosnia yang dibentuk oleh Militer Jerman selama perang dunia II untuk memerangi partizan (pejuang) Yugoslavia pimpinan Josip Broz Tito. Di internet saya baca kalau Brigade Handjar terdiri dari mayoritas Muslim Bosnia dan beberapa Muslim Albania. Yang menarik orang yang berperan utama merekrut para Muslim Bosnia dan Albania ini adalah Mufti Masjid Al-Aqsa saat itu yang bernama Syech Amin Al-Hussaini. Saya lihat foto sang Mufti ini di internet ketika diundang ke Jerman dan berbicara langsung dengan Hitler. Adanya Brigade Handjar ini membuat Muslim Bosnia dianggap sebagai kaki-tangannya Nazi-Jerman oleh Orang-orang Serbia, yang karenanya dijadikan alasan oleh orang Serbia untuk memerangi dan membalas dendam kepada Muslim Bosnia selama Perang Balkan dekade 90-an. Dengan alasan Brigade Handjar adalah antek Nazi-Jerman membuat zionis yahudi juga menjelekkan Muslim Bosnia dan Islam.
Saya ingin bertanya lebih jauh kepada Bapak pengasuh rubrik "Di Balik Konspirasi" mengenai kebenaran Brigade Handjar ini, dan siapakah sebenarnya Amin Al-Hussaini dan kenapa dia mau membantu Nazi merekrut Muslim Bosnia untuk masuk Brigade Handjar??
Mohon pencerahannya Pak,
Jazakumullah,
Wassalammu'alaykum Warahmatullaahi Wabarakatuh,
JAWABANYA:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara Tito yang dirahmati Allah SWT, dalam mencermati perjalanan sejarah, kita tentu harus menilainya dengan keadaan di masa itu sendiri. Muslim Bosnia, dan juga banyak Muslim lainnya di masa Perang Dunia II memang bersekutu dengan Nazi Jerman. Jumlah pasukan Muslim yang bergabung dengan Nazi cukup banyak: sekitar 5.000 orang Arab, 2.000 Muslim India, 40.000 Muslim Bosnia dan Sandzak, 30.000 Muslim Albania, 75.000 Muslim Kaukasus Utara, 40.000 Muslim Tartar Volga, 180.000 Muslim Turki, 20.000 Muslim Tatar Krim, dan juga 200.000 Muslim Soviet dimana yang terakhir ini bertugas sebagai tenaga pembantu dalam berbagai pekerjaan kasar dalam Wermacht atau angkatan perang Nazi Jerman (baca: Legiun Muslim Hitler; N. Hidayat; Nilia Pustaka, 2007)
Bahkan saya punya gambar adanya orang Indonesia yang menjadi bagian dari tentara Nazi Jerman. Walau sejarah Indonesia tidak banyak membuka diri terhadap jasa Nazi Jerman atas perang kemerdekaan Indonesia, namun jasa pasukannya Adol Hitler ini bagaimana pun ada. Ini fakta. Salah satu instruktur pertama badan intelijen resmi Indonesia adalah seorang perwira U-Boat Nazi Jerman yang mendarat di Jawa. Kolonel Zulkifli Lubis, bapak intelijen Indonesia, dilatih olehnya.