Mohon tunggu...
Widi Prasetio
Widi Prasetio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

No Komen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Injourney

28 Juni 2012   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

INJOURNEY

Senyapnya malam masih kudapati di sini
Sembari terpekur terselip sempat tuk menukil kenang tentang kehidupan
Sejauh jalan dibentangkan dan jejak tapak yang membekas
Sedari tangis pertama memecah suasana
Hingga di pijak titik ini serpih pengertian telah di dalam genggam
Bukankah langit pun tak selamanya muram?
Selalu ada secangkir kopi di jeda pagi
Pekatnya menyisakan manis teguk demi teguk
Lalu pandang siap diarahkan, mengukur ruang
Suara jiwa memekik lantang
: tak ada alasan lagi bagi ciutnya nyali!
Masih ada waktu, dan aku rasa begitu!
Ya, sesekali memang aku duduk menunggu
Membentangkan sayap yang kadang letih untuk dikepakkan
Menata nafas yang sesak tersengal
Setelah itu?
Dada siap kembali dibusungkan!
Kukatakan : ini bukan soal keangkuhan!
Lengkung busung dadaku tersebab
Pundi cinta di relung rasa telah penuh
Dan terkembanglah kepak sayap mengibas keras
Melanjutkan perjalanan membaca tanda
Pada kemurnian cinta
Atas nama kehidupan
Sekali lagi kulanjutkan, menggenggam pengertian-pengertian

Jogja, juni 2012

Tertarik untuk membaca puisi lainnya? silahkan kunjungi halaman saya di http://www.facebook.com/CatatanDiAtasCatatanWidiPrasetio

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun