Mohon tunggu...
Widi Marsha
Widi Marsha Mohon Tunggu... Lainnya - Dental Co-Assistant, Faculty of Dentistry Univ. Indonesia

Please kindly reach me for dental matters ☺️

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seri #2 Gigi dan Gusi Sehat #DiRumahAja: "Duh, Gigiku Ada yang Berlubang Gak Ya?"

12 Oktober 2020   22:48 Diperbarui: 12 Oktober 2020   23:01 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Risiko Rendah, Sedang, dan Tinggi (Kiri ke Kanan)

          Di masa pandemi COVID-19, perawatan untuk gigi dan mulut dibatasi karena dianggap sebagai salah satu cara penularan COVID-19. Terbatasnya perawatan gigi dan mulut, banyak kelainan gigi dan mulut, seperti gigi berlubang, yang terjadi pada 97% penduduk dunia (WHO, 2018) atau 88% penduduk Indonesia (RISKESDAS, 2018) harus ditunda perawatannya bahkan cenderung dibiarkan sampai pada kondisi yang tidak bisa dirawat. Gigi berlubang dapat ditandai dengan adanya warna kehitaman pada gigi dan lubang yang cukup dalam sehingga makanan bisa tersangkut, serta rasa sakit jika sudah parah. Umumnya, gigi berlubang disebabkan penumpukan sisa makanan dan minuman yang tidak dibersihkan secara baik dan benar sehingga menjadi tempat berkumpulnya bakteri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat menilai kondisi gigi kita sendiri agar mengetahui perawatan yang sesuai.

           American Dental Association atau ADA (Slayton, 2018) dan Caries Management by Risk Assessment atau CAMBRA (Carney, 2019) membagi risiko gigi berlubang menjadi risiko rendah, sedang, dan tinggi. Pembagian risiko ini berdasarkan pada banyaknya gigi berlubang pada satu rongga mulut dalam satu tahun. Risiko rendah berarti tidak ada gigi yang berlubang dalam satu tahun, risiko sedang memiliki satu gigi berlubang, dan tinggi lebih dari satu gigi berlubang dalam satu tahun.

          Cara perawatan dari masing-masing risiko ini berbeda. Untuk orang dengan risiko rendah, sikat gigi dua kali sehari selama dua menit dengan pasta gigi ber-fluoride sudah cukup untuk merawat giginya. Untuk risiko sedang dan tinggi, perlu tambahan fluoride yang bisa didapatkan dari obat kumur mengandung fluoride yang bisa digunakan satu kali sehari tetapi perlu diperhatikan kemampuan seseorang untuk berkumur, juga pelindung gigi mengandung fluoride dengan perbedaan frekuensi pemakaian. Risiko sedang dapat menggunakan pelindung gigi mengandung fluoride setiap 6 bulan sekali, sedangkan  risiko tinggi setiap 3 bulan sekali.

Nah, pastikan kamu mengenali kondisi gigi kamu sendiri dan jaga dengan baik supaya bisa tetap #DiRumahAja selama pandemi!😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun