Mohon tunggu...
Widiyanto kusnandar
Widiyanto kusnandar Mohon Tunggu... Lainnya - manusia

manusia yang memanusiakan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Hampa

26 Juli 2021   20:31 Diperbarui: 26 Juli 2021   21:11 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

           Konsep Manusia hampa

Penderitaan dan bahagia adalah konsensus yang ada pada hidup manusia.

Jika kita bisa memilih, kebanyakan orang akan memilih bahagia ?

Hal ini justru membawa suatu konsep kehampaan.

Penderitaan dan bahagia selalu datang beriringan. Hal ini yang seharusnya kita terima.

Menerima disini bukan pasrah akan keadaan sehingga begantung pada keyakinan. Menerima disini adalah sesuatu yang sudah mereka tahu akan mengalami konsekuensi" hidup. Dan menjalaninya. Kita boleh bersandar pada keyakinan ketika usaha sudah optimal.

Manusia modern sekarang mencoba menolak penderitaan memilih untuk pada suatu yang bahagia. Timbullah kekosongan dari jalan hidupnya. Kosong disini adalah makna hidupnya bersifat absurd.

Timbullah pertanyaan kenapa manusia berusaha untuk menolak antitesis dalam hidupnya, mereka selalu mengemukakan tesis yang menjadi suatu sintesis yang bersifat absurd ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun