[caption id="attachment_309291" align="aligncenter" width="640" caption="twitter.com @tifsembiring"][/caption] Menteri yang satu ini memang agak-gak kocak gimana gitu. Punya selera humor juga. Meski kerap kontroversial dan ujung-ujungnya dibully, toh dia tetap oke-oke aja. Itulah Tifatul Sembiring sang Menkominfo yang eksis di Twitter lewat akun @tifsembiring. Hari ini, Kamis (30/1/2014), @tifsembiring kembali membuat sedikit ‘kehebohan’ dengan lontaran pertanyaannya yang cukup menggelitik. “Tweeps Budiman, memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?...:D *MauTauBanget*” Nah, nah, dipancing beginian so pasti Pak Menteri diserbu bermacam reaksi, ada yang serius, marah-marah, santai aja, kocak dan sebagainya. Ada yang bilang buat download video JKT 48, main game, streaming smackdown, nyari jodoh bahkan nonton bokep! Dan eh ternyata, jawaban seperti itu pun dengan sukarela diretweet oleh Pak Menteri. Oh nooo…. oh yess… Nah, merespons jawaban-jawaban yang beragam, dari yang ngawur sampai yang bener, @tifsembiring pun mengeluarkan kultwit sampai 15 nomor untuk membeberkan tanggapannya. 1. Setelah membaca dan menyimak baik2 masukan dari tweeps budiman, mengenai internet, sy coba jelaskan sbb: 2. Pembangunan fasilitas TIK di Indonesia dilaksanakan scr bertahap prioritas kepadatan penduduk dan pemerataan infrastruktur TIK. 3. Keterbatasan anggaran Kemenkominfo, sekitar Rp 3 Trilyun/thn. u/ infrastruktur separuhnya. Smtr pertumbuhan pengguna IT sangat cepat. 4. pemerataan fasilitas IT: blank spot seluler sisa 6% wilayah Papua. Seluruh desa Indonesia sdh ada telepon, tiap kecamatan ada Internet 5. Terus dg Pembangunan jaringan broadband Fiber Optic, Wifi Kab/Kota, NIX, IIX, satelit, micro wave dst. Nmn angka pengguna jauh melejit 6. Infrastruktur dibangun scr deret hitung, namun user tumbuh scr eksponensial. Tahun 2012 jumlah IP Address Indonesia sdh mencapai 72 juta. 7. Lebih dari 70% pengguna Internet memakai mobile inet. Tambah lagi down load image dan film2 yg butuh spektrum lebar sangat marak. 8. Akibatnya terjadi lack of spectrum band with. Masing2 berebut untuk memakai jalur yg sama. Akibatnya kecepatan menjadi lambat. 9. Ini fenomena kota2 besar, di Beijing saja sangat susah dpt sinyal 3G di siang hari. Ini fasilitas layanan publik. Mau cepat byr mahal. 10. India saja yg sdh punya Silicon Valley di Bengalore masih terkendala dg tingginya jumlah user . Insya Allah scr bertahap akan lebih baik 11. Tahun 2015 kita targetkan kota2 besar di Indonesia sdh merata jaringan broad band dg speed inet sekitar 2MB/s - 8 MB/s. Insya Allah...:D 12. Pada sisi lain, faktor yg sangat penting dalam pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini adalah OPERATOR. Mrk yg bangun... 13. Kemenkominfo senantiasa mendorong dan mengarahkan para operator dalam pengembangan jaringan mrk. Terutama untuk pemerataan sarana TIK. 14. Kami sadar, setelah tersedianya sarana koneksi Internet, selanjutnya akan ada tuntutan kualitas dan kecepatan. Ini fokus berikutnya. 15. Belanjut kpd tuntutan agar harga murah, lalu minta keamanan dan kenyamanan. Doakan agr kami bisa melayani masyarakat dg Lebih baik...:D Itulah penjelasan sekaligus janji Tifatul Sembiring untuk mengarahkan operator mengembangkan jaringan supaya internet tidak lelet di masa mendatang. Ah, lama amat yak? Sebagai salah satu pengguna internet yang mendambakan kecepatan dahsyat, saya pun memiliki banyak jawaban dari pertanyaan di atas. Meski saya sedikit bingung, saya ini termasuk “Budiman” atau bukan yak? Lha wong Pak Menteri bertanya sama Budiman. Emmm, Budiman yang mana? Budiman yang jualan combro itu? Eniwei, Pak Menteri kalau berkenan baca tulisan saya, ini beberapa jawaban saya: 1. Internet mempererat silaturahmi keluarga Saya ingat kejadian suatu waktu saat mertua saya yang tinggalnya berjarak ribuan kilometer dari kami, pengennya menjajal Skype untuk ber-video call dengan cucunya tercinta. Apa daya, meski sudah mandi segar dan wangi, eh pas dijajal malah Skype-nya ngadat-dat. Sinyalnya benar-benar sial. Hingga kini cita-cita berkomunikasi dengan keluarga jauh melalui video call sama sekali belum kesampaian. 2. Internet memperlancar kerjaan dan (lagi-lagi) mempererat hubungan keluarga Ini kisah nyata belum lama ini yang dialami oleh teman saya. Dia dikirim ke pelosok Sulawesi dengan mengemban tugas dari kantor pusatnya di Jakarta untuk meng-entry ribuan data melalui akses internet. Apa hendak dikata jaringan internet di daerah tersebut kadang muncul kadang tenggelam, maka ia pun terpaksa bersiasat. Teman saya hanya bisa bekerja malam hingga usai Subuh, saat sinyal lumayan stabil. Jadi usai Subuh ia tidur hingga sore. Jadinya selama satu setengah bulan ia mirip kelelawar, kerja malam, siang tidur. Gara-gara itulah pekerjaannya tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Dan lagi-lagi hal ini berimbas pada hubungannya dengan keluarga yang terpaksa harus ditinggal dalam waktu lama. Kasihan banget nggak sih? Iya kan? 3. Internet buat nonton streaming Yah karena saya penggemar bola, khususnya klub Liverpool, maka satu-satunya jalan supaya tidak ketinggalan pertandingan yang tidak disiarkan di televisi ya harus nonton streamingnya. Nah, karena sinyal lelet maka streamingnya kadang lewat mimpi. 4. Internet buat update Kompasiana Nah, terbukti karena internet Indonesia lemotnya merajalela, maka niat saya untuk menulis artikel ini lumayan terlambat beberapa jam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H