[caption id="attachment_306462" align="aligncenter" width="640" caption="Bermain dan belajar bersama alam (foto by widikurniawan)"][/caption] Selintas, sekelompok anak-anak itu hanya bermain-main saja. Kadang di dalam saung kayu, atau pun menjelajahi pepohonan dan rerumputan di sekitar mereka. Beragam jenis tumbuhan di tempat itu seperti jambu mete, rambutan, durian, hingga jenis-jenis tumbuhan langka, menjadi teman mereka sehari-hari. Selain juga aneka satwa yang kerap melintas di area itu, seperti burung elang, merpati, pipit dan bahkan sapi milik warga. Anak-anak itu akan berteriak gembira jika sang burung elang terbang melintas atau bahkan hinggap di pohon dekat saung mereka, dan entah mengapa hal itu sering dilakukan oleh burung tersebut. Sang elang pun menjadi lambang sifat berani, kuat dan cepat. Anak-anak itu sungguh beruntung tidak mengenal burung elang melalui buku saja atau saat dikurung di kandang, melainkan di alamnya secara langsung. Semula tak banyak yang menyadari jika bangunan rumah dan saung yang berada di tengah-tengah rimbunnya pepohonan kebun-kebun yang mirip hutan itu adalah sebuah sekolah. Bahkan tak jarang, warga Kendari yang kebetulan lewat, tidak paham jika sekelompok anak tanpa baju seragam itu adalah murid-murid di Sekolah Alam Kendari. Sekolah itu memiliki jenjang TK dan SD, dan baru dirintis dua tahun belakangan dengan jumlah murid keseluruhan hingga kini baru sembilan anak. Namun, hal ini tak mengurangi semangat mengajar para guru dan murid untuk tiap hari datang ke lokasi sekolah. Meski harus menempuh jalanan tanah yang lumayan sulit dilalui kendaraan bermotor. Jarak dari pemukiman warga terdekat menuju sekolah tersebut kurang lebih 800 meter, cukup melelahkan bagi pejalan kaki yang tak biasa menyusuri jalanan tanah yang kadang becek dan licin, terutama jika usai turun hujan. Berlokasi di Kelurahan Wua-Wua, Kendari, Sulawesi Tenggara, sekolah ini menjadi yang pertama di Indonesia bagian timur yang menerapkan konsep sekolah alam. Di Indonesia, sekolah alam sudah banyak berdiri terutama di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah dan sekitarnya. Sekolah model ini dianggap sebagai solusi pendidikan yang mampu mengeksplorasi bakat dan kreatifitas masing-masing anak. Belajar, bermain dan berpetualang adalah semboyan sekolah tersebut. Alam bukan sekedar aksesoris pembeda dari sekolah pada umumnya. Justru dari alam dan bersama alam, anak-anak akan belajar berbagai hal sebagai bekal hidupnya. Bahkan saat anak mencoba memanjat pohon, sang guru akan mengajarkan bagaimana cara memanjat yang benar. Hal ini akan merangsang motorik anak dan tentu menumbuhkan keberanian dan kelincahan. [caption id="attachment_306463" align="aligncenter" width="640" caption="foto by widikurniawan"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H