[caption id="attachment_329187" align="aligncenter" width="512" caption="foto by widikurniawan"][/caption]
Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) yang dihelat selama sepekan di kompleks Tugu Monas, akhirnya berakhir sudah hari ini, Minggu, 15 Juni 2014. Mengingat hari terakhir, sore tadi saya pun menyempatkan diri berkunjung ke event yang digadang-gadang sebagai alternatif Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair di Kemayoran.
Walaupun sejak semula disebut sebagai ajang hiburan kelas menengah ke bawah, tetapi saya tidak berpikir bahwa ajang PRJ di Monas ini bakal berkualitas seadanya. Namun, harapan saya ternyata tidak menemui kenyataan karena suatu hal yang penting tetapi kerap diabaikan, yakni terkait sampah.
Saya tidak mengira hajatan yang mulai mencuat namanya ini ternoda oleh sampah-sampah yang berserakan di mana-mana. Apalagi sore tadi hujan deras usai mengguyur Jakarta, sehingga sampah-sampah tersebut makin tidak enak dilihat.
Manajemen sampah untuk event ini sungguh buruk. Bahkan mata saya tidak menemukan tempat sampah walau hanya satu. Pedagang-pedagang kuliner juga makin memperparah pemandangan dengan menumpuk begitu saja sampah-sampah basah sisa makanan bercampur bungkus-bungkus makanan. Belum lagi tempat mereka mencuci piring, terlihat sangat jorok bercampur sampah sisa makanan.
Sungguh sangat disayangkan sebuah event yang membawa nama Jakarta harus berwajah seperti ini. Terus terang saya merasa malu sekaligus miris karena di tempat ini pun berseliweran para turis asing. Apa jadinya kesan mereka terhadap negeri ini melihat pemandangan tak sedap begitu?
Hanya bisa menyalahkan masyarakat yang membuang sampah sembarangan juga bukan hal bijak. Nyatanya penyelenggara PRJ Monas tidak mendidik pengunjung ataupun pengisi stand untuk menjaga kebersihan dengan menyediakan sebanyak-banyaknya tempat sampah.
Penyelenggara juga tidak mau berpikir kreatif mencari solusi mengatasi masalah sampah yang identik dengan penyelenggaraan event yang banyak menyedot massa. Bisa saja kan andai sebelumnya merekrut banyak relawan dari pecinta lingkungan untuk turut menjaga kebersihan. Kerahkan para relawan itu memungut sampah, hingga menegur pengunjung yang membuang sampah dengan cara yang sopan dan ramah.
Banyak cara lain mengatasi sampah. Kalau mau pasti bisa, mosok mau nyampah terus tiap tahun? Malu ah…