[caption id="attachment_113158" align="alignleft" width="300" caption="foto: 21cineplex.com"][/caption] Sering didemo, kerap dihujat, biasa dikritik, tetapi KK Dheraj tetap pantang mundur. Pria asal India ini malah makin merajalela memproduksi film-film bergenre horror komedi esek-esek. Lewat bendera K2K Production, KK Dheraj kembali mewarnai dunia perfilman tanah air dengan strategi mengimpor bintang porno internasional. Situs okezone.com melaporkan, kali ini giliran bintang porno asal Norwegia, Vicky Vette yang ia duetkan dengan artis kontroversial, Dewi Perssik dalam film berjudul tak nalar logika, Pacar Hantu Perawan. Sebelumnya KK Dheraj mampu mendatangkan Tera Patrick untuk film Rintihan Kuntilanak Perawan dan Sasha Grey untuk bermain film dengan judul Pocong Mandi Goyang Pinggul. KK Dheraj selain spesialis pengimpor bintang porno, memang dikenal sebagai spesialis pembuat judul film aneh-aneh. Situs film terkemuka, yakni IMDb.com bahkan memuat filmography seorang KK Dheraj dengan daftar judul film seperti, Dedemit Gunung Kidul (2011), Pelukan Janda Hantu Gerondong (2011), Dendam Pocong Mupeng (2010), Hantu Binal Jembatan Semanggi (2009), Mas Suka Mas Ukin Aja (2008), Skandal Cinta Babi Ngepet (2008) dan lainnya. Memang sudah bisa ditebak jika impor bintang porno dan pembuatan judul aneh dalam film adalah bagian dari strategi marketing yang dilakukan KK Dheraj. Ia sepertinya memiliki pemikiran yang berbeda dengan produser lainnya hingga mampu menjual kontroversi. Belakangan, KK Dheraj disebut sebagai otak dibalik gosip panas tentang operasi keperawanan yang dilakukan Dewi Perssik. Tabloid Bintang Indonesia menyebutkan bahwa KK Dheraj membiayai operasi Dewi Perssik senilai 1 miliar rupiah dalam rangka pembuatan film Pacar Hantu Perawan. Trik yang menurut saya tidak ada manfaatnya sama sekali. KK Dheraj hadir di Indonesia, mencari makan di negeri ini dengan cara meracuni selera masyarakat kita. Ia telah "mem-porno-kan" wajah perfilman nasional. Ia pula yang memancing otak "ngeres" penonton film. Wajar jika ia dihujat di mana-mana. Namun, semestinya kita juga prihatin (meminjam istilah SBY) dengan masih banyaknya orang yang rela merogoh kantong dan meluangkan waktunya untuk nonton film-film begituan. Kalau saya mah, ogah…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H