Mukanya memerah, memendam amarah. Ia terus mengomel di hadapanku.
Teman-temanku memandang dengan pandangan yang beragam. Ada yang terlihat jijik melihatku, ada yang menahan tawa. Ada yang memandang iba.
"Kau tahu peraturan sekolah?! Tidak boleh berambut grondrong! macam preman saja kau!"
Wajar seorang kepala sekolah marah kepada siswanya ketika peraturan sekolah dilanggar. Namun, apakah aku benar-benar melanggar? Aku kurang mengerti.
Tangannya sudah membawa gunting. Ia hendak mencukur rambut gondrongku di depan banyak pasang mata. Harga diriku dipertaruhkan.
"Buka bajumu! Angkat tanganmu!" perintahnya.
Keringatku mulai mengucur deras. Akhirnya kuberanikan diri membuka mulutku.
"Pa.. pak... Maaf, kan bukan rambut kepala saya yang gondrong, cuma rambut ketiak pak... Apa saya tetap melanggar peraturan...?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H