Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bupatiku yang Ehem...

27 April 2010   13:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wow, bupati di daerah saya seorang artis, seksi pula. Bahkan meski sudah jadi bupati dan gaya berpakaiannya sudah berubah tetep saja dia... sensual...

Jangan salahkan kami pula (dan saya) ketika memilih dia. Toh, kami juga ndak kenal kandidat yang lain. Buat apa milih yang ndak dikenal, mukanya jelek pula. Paling tidak, meski kemampuan dan kualitasnya diragukan, bupati artis ini cukup punya pede tinggi. Kreatif pula. Enak dilihat pula.

Kami memang ndak ngerti politik. Tapi toh kayaknya tetep saja nasib kami begini-begini terus meski sudah berkali-kali kami meluangkan waktu ikut pilkada, pemilu dan sejenisnya. Jadi apa salahnya milih artis? Toh, dengan ikut pilkada di daerah kami dia telah membantu kami, menyenangkan kami dan menghibur kami.

Daerah kami memang kecil, ndak populer di koran dan tivi. Eh, begitu artis itu ikut pilkada dan menang, mendadak daerah kami jadi ngetop. Banyak wartawan datang. Banyak orang luar kota datang. Bukankah ini keuntungan bagi kami?

Kami ndak takut bupati kami yang cantik bakal korupsi. Justru karena sering disorot media, kayaknya ruang gerak untuk hal-hal yang aneh bakal dipersempit. Kami percaya bupati kami jujur dan terbuka (bukan 'terbuka' yang lain lo....).

Masa bodoh orang lain mau bilang apa. Sekarang kami punya bupati yang sedap dipandang mata. Pegawai-pegawai pun jadi rajin masuk kantor. Rugi kalau mbolos, kata mereka, ndak bisa melewatkan kesempatan bertemu atasannya yang ehem...

Bupati saya memang banyak fansnya. Beruntung pula para pedagang makanan di daerah kami. Setiap kali bupati kami datang ke warung mereka, sang pemilik warung punya kesempatan berfoto bersama. Hasil fotonya lalu dipajang di dinding warung. Nah, betapa bangganya mereka, foto bareng artis sekaligus bupati. Warung pun mendadak tenar.

Begitu pula para petani di desa-desa pelosok. Mereka menjadi lebih rajin menanam karena dijanjikan bakal dikunjungi bupati kalau hasil panennya bagus.

Begitu pula jalan-jalan di pelosok yang sebelumnya rusak atau jelek. Bisa mendadak jadi bagus dengan harapan sang bupati mau lewat dan berkunjung ke tempat mereka.

Hmmm... ternyata bupati kami yang baru ini cukup menjajikan potensinya. Itu baru karena tampilan fisiknya yang (lagi-lagi) ehem punya.... belum kalau beliau membuktikan kapasitas dan kepandaiannya yang selama ini seolah terpendam.

*Sebuah catatan khayalan tentang bupati artis yang ehem....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun