[caption id="attachment_319978" align="aligncenter" width="640" caption="Puluhan pedagang bunga wisuda di halaman Sabuga, Bandung (foto by widikurniawan)"][/caption]
Ungkapkanlah dengan bunga, karena keindahannya mewakili kasih sayang. Seikat bunga pun bisa beragam makna, meski muaranya tetaplah tentang sebuah kepedulian. Saat kata ‘sayang’ atau ‘cinta’ kerapkali tak terucap, maka melalui bunga pesan itu bisa terwakili.
Sabtu (12/4) akhir pekan lalu, sejak pagi beragam warna bunga telah memenuhi halaman Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. Hari itu, adalah hari saat pesta wisuda sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) digelar. Hari bersejarah bagi ratusan sarjana baru yang akan menapak ke fase kehidupan selanjutnya. Juga hari bersejarah bagi para orang tua wisudawan dan wisudawati yang rata-rata memancarkan kebahagiaan dan kebanggaan di wajah mereka.
[caption id="attachment_319979" align="aligncenter" width="640" caption="Siap-siap memberikan bunga untuk yang terkasih"]
Bunga-bunga plastik aneka warna adalah simbol penghargaan tulus. Walau setangkai atau bahkan satu rangkai, maknanya tetap sama, yakni wujud penghargaan atas prestasi berpadu dengan ungkapan kasih dari seseorang yang peduli.
Dari seorang adik pada kakaknya yang diwisuda, atau sebaliknya dari seorang kakak yang begitu bangga saat adiknya bisa meraih gelar sarjana. Begitu pula sebagai ungkapan penghargaan dari seorang sahabat atau seseorang yang menempatkan dirinya lebih dari sahabat. Yups, dunia kampus kerapkali memunculkan romantisme tak terlupakan dan bahkan setangkai bunga saat wisuda bisa mengatakan segala hal yang selama ini mungkin tak sanggup tersampaikan.
[caption id="attachment_319980" align="aligncenter" width="640" caption="Aneka warna bunga wisuda"]
Wajah-wajah cerah karena bunga juga terpancar pada para pedagang bunga plastik yang dagangannya laris. Namun sebaliknya, ketika siang mulai menjelang dan tak terlihat tanda-tanda stok bunga berkurang, maka wajah galau pun tak bisa disembunyikan dari para pedagang.
“Wah, kalau nggak habis ya dibawa pulang saja,” keluh seorang pedagang bunga wisuda.
Itulah kenyataan dalam persaingan berusaha. Ada yang untung, ada pula yang tidak. Saking banyaknya pedagang bunga wisuda, dari mulai kalangan mahasiswa hingga pedagang dadakan dari masyarakat umum, semuanya berharap dagangannya laris.
[caption id="attachment_319981" align="aligncenter" width="640" caption="Lho kok bunganya dijepit ketek?"]