Entah kenapa, tiap kali saya membawakan lagu berjudul “Mirasantika” pada kesempatan berkaraoke atau malah panggung organ tunggal, kebanyakan rekan saya akan senyum-senyum kegelian. Memang lagu karya Rhoma Irama ini cukup unik, baik dari segi lirik maupun iramanya. Dari judul pun, sudah rada out of the box, “Mirasantika” yang berarti akronim dari Minuman Keras dan Narkotika.
“Dulu aku suka padamu dulu aku memang sukaaa....” diikuti oleh vokal latar: “ya.. ya... ya...”
Lompat ke bagian lirik lainnya...
“Dan narkotika... (tika) apapun jenismu... uu...uuu... tak akan kukenal lagi dan tak akan kusentuh lagi walau secuil...”
Lanjut ke bagian paling out of the box....
“Sekarang tak.. tak... tak... tak... tak... ku tak mau tak....” diikuti vokal latar: “kutak mau tak...”
Nah, dengan irama dan cara pengucapan lirik yang unik, lagu ini begitu mudah nempel di kepala dan menjadi salah satu lagu yang identik dengan kejayaan raja dangdut Rhoma Irama. Siapapun, termasuk saya, jika lancar dan berhasil menyanyikannya, plus dengan cengkok khas Bang Haji yang sungguh terlaluuu... dijamin rekan-rekan anda bakal senang dan tergelak tawanya.
Padahal ya, lagu ini sungguh sarat dengan makna yang positif. Bercerita tentang kisah hidup seseorang yang bertekad meninggalkan segala jenis minuman keras dan narkotika karena bisa berakibat gila, putus sekolah dan kehilangan masa depan.
Ketika orang menyanyikan atau mendengarkan dengan penuh seksama dan menghayati makna liriknya, seharusnya bisa mengambil pelajaran yang positif tentang bahaya minuman keras dan narkotika. Namun, hingga kini saya belum pernah mendengarkan dan melihat ada orang menyanyikan lagu “Mirasantika” ini sesyahdu dan sekelas Bang Haji Rhoma. Saya? Hmm, tahu dirilah... saya mah lewat... jauuhhh...
Bahkan saya ragu seorang Ridho Rhoma, yang notabene anak seorang raja dangdut, mampu menyanyikan lagu “Mirasantika” dengan penuh penghayatan makna seperti ayahandanya. Hingga detik ini lho ya, entah kalau beberapa waktu mendatang setelah Ridho lebih banyak melatih diri untuk lagu ini.
Ridho menurut saya lebih cocok menyanyikan lagu ciptaan ayahnya yang bertema asmara atau percintaan. Maklum lah anak muda. Lagu “Menunggu” yang fenomenal itu bahkan lebih identik dengan Ridho dibanding ayahnya.