Gadget berinisial BB memang kondang luar biasa. Pergi ke mal, kantor, kampus bahkan pasar dan naik angkot, pemandangan orang memakai BB bukanlah hal asing lagi.
"Mas, PIN-nya berapa?" inilah pertanyaan yang kerap menghampiri saya. Padahal kenyataannya saya bukan pemakai BB. Bukan karena anti BB, tapi yach... biasalah, faktor prioritas dalam kebutuhan rumah tangga masih saya kedepankan. Rumah aja masih ngontrak satu petak kok gaya pakai BB? Jadi selama ini sembari menahan air liur menetes melihat orang lain ber-BB-ria, saya masih setia dengan ponsel saya yang ber-senter. 'Komunikater' itu istilah saya untuk ponsel jadul itu, bisa komunikasi sekaligus senter.
Namun, nasib ternyata berkata lain. Bukan saya yang mencari BB di konter-konter ponsel, justru BB-lah yang datang menghampiri saya, gratis... tis...! Kok bisa? Begini ceritanya sodara-sodara...
Dalam rentang waktu 26 Juli sampai 7 Agustus 2011 lalu, Kompasianer tentu tahu ada lomba menulis "Maag dan Gaya Hidup" yang diadakan Kompasiana dan Promag. Nah, satu-satunya tulisan yang saya ikutkan lomba tersebut, di luar dugaan dan di luar prediksi para pengamat sepak bola (karena memang mereka tidak memprediksi hasil lomba ngeblog), ternyata menobatkan saya sebabagai pemenang kedua dan berhak memperbaiki nasib dengan sebuah Blackberry alias BB. Keputusan yang saya yakin jujur dan tepat sasaran (karena saya belum punya BB) itu diumumkan pada 28 September 2011 lalu lewat tulisan Admin Kompasiana (yang ganteng dan cantik).
Wah, saat membaca pengumuman itu dunia serasa dalam genggaman, karena BB terbayang di mata. Pun saya sempat tertawa dan senyum-senyum sendiri sambil guling-guling di tempat tidur, karena pengumuman itu memang saya baca pas online pagi hari setelah bangun tidur.
Selasa (11/10) lalu, sebuah panggilan telepon masuk ke ponsel saya.
"Halo, selamat siang dengan Bapak Widi?" kata orang di seberang sana.
"Iya, saya sendiri..." kata saya di seberang sini.
"Saya Aryawan dari Kalbe Mas, Promag... Selamat ya Mas, udah menang lomba ngeblog, jadi ini alamatnya benar di Depok, soalnya kami mau kirim BB-nya?" kata dia, sekarang manggilnya pakai "Mas", mungkin mendengar suara saya yang berjiwa muda.
"Oh, iya Mas itu memang alamat saya sesuai KTP, tapi saat ini saya masih ngantor di Kendari, belum tahu kapan pulangnya, tapi kalau mau dikirim langsung silakan aja, ntar ada istri saya di rumah Depok," kata saya.
Usai menerima telepon dari Mas Aryawan yang bersuara emas bak penyanyi tempo dulu, saya pun segera menelpon istri saya di Depok supaya dalam dua hari ke depan siap-siap stand by menerima paket hadiah BB dari Promag.