Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Sampai Kapan "Kucing-kucingan" PKL dan Satpol PP di Dukuh Atas?

13 September 2024   11:12 Diperbarui: 13 September 2024   16:10 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka ragam makanan di area transit Dukuh Atas, Jakarta (foto: widikurniawan)

Pagi ini rasanya pengen sarapan pecel sayur yang dicampur dengan bihun goreng dan bakwan goreng. Biasanya saya membeli tak jauh dari Terowongan Kendal, tepatnya di sisi utara jika keluar dari Stasiun Sudirman.

Harganya cukup murah, sepuluh ribu seporsi, dan biasanya saya meminta dibungkus untuk dimakan di kantor sebelum kerja. Ya, namanya pedagang mangkal dengan bakul, tak mungkin pula bisa makan di tempat itu.

Namun, pagi ini saya mesti berjalan agak jauh mencari keberadaan ibu pecel itu. Ah, rupanya dia mangkal di depan sebuah minimarket. Agak tersembunyi di ujung deretan pedagang kaki lima (PKL) lainnya yang sama-sama tergusur dari area mangkal biasanya.

"Wah, saya nyariin ibu dari tadi, ternyata di sini."

"Iya Nak, disuruh geser, eh sampai sini," jawabnya.

Bahkan, saking tergesa-gesanya, ibu itu sampai meninggalkan bungkusan besar berisi kerupuk yang biasa ia jual di samping pecel sayur.

"Kerupuknya masih ketinggalan tuh di sono, ntar aja deh ambilnya."

Kendaraan Satpol PP diparkir tak jauh dari lokasi PKL mangkal (foto: widikurniawan)
Kendaraan Satpol PP diparkir tak jauh dari lokasi PKL mangkal (foto: widikurniawan)

Terpantau sudah dua hari ini petugas Satpol PP lebih ketat melarang PKL berjualan di area dekat Terowongan Kendal, dan area dekat ojek pangkalan (opang) mangkal.

Kini, para PKL tersebut bergeser lagi lebih ke utara dan makin menjauhi area terowongan dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun