Pagi ini di awal hari coblosan, hujan masih awet turun di daerah Bogor dan sekitarnya. Mager alias males gerak sempat menyergap.
Ya, terlebih saya berencana menggunakan hak pilih di Kota Depok, sesuai alamat KTP saya, sekira 10 kilometer dari domisili saat ini.
Namun, pada akhirnya seiring rintik hujan berangsur berhenti, saya bersama keluarga pun meluncur ke Depok. Menerabas jalanan berlubang, genangan, serta macet.
Sambil berharap sepanjang perjalanan, kelak yang kami pilih mampu memberikan angin segar dan mampu menyelesaikan masalah-masalah klasik seperti jalanan berlubang, banjir dan kemacetan seperti itu.
Tiba di TPS sekira jam 10-an, saya dan istri langsung mengisi daftar hadir dan selanjutnya diminta mengantre untuk dipanggil mencoblos.
Tampak antusias warga, tua dan muda, dari kakek nenek hingga mereka para pemilih pemula. Banyak di antara mereka, seperti halnya kami, yang sengaja membawa anak-anak kecil juga ke TPS.
Inilah pendidikan politik sejak dini, mengajarkan mereka untuk menggunakan hak pilih sebagai warga negara.
Ada hal menarik saat menunggu waktu untuk mencoblos. Beberapa orang tampak serius membaca lembaran Daftar Calon Tetap (DCT) anggota legislatif yang terpampang pada papan besar.
Bukan lagi tiga pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang dipelototi, karena pastinya hampir setiap orang sudah memiliki pilihan masing-masing sejak sebelum berangkat ke TPS.