Pengalaman saya ngecas mobil listrik di SPKLU PLN, sangat mudah bak ngecas HP dan tak serumit yang dibayangkan. Pembayarannya pun cukup simpel karena menggunakan dompet digital yang terkoneksi dengan aplikasi PLN Mobile.
Cara-caranya pun tak rumit, pertama hubungkan konektor dengan kendaraan. Langkah berikutnya buka aplikasi PLN Mobile dan pilih menu "Electric Vehicle". Selanjutnya pilih lokasi SPKLU anda berada dan pilih tanda kotak bertuliskan "charge".
Kemudian scan QR Code yang berada di SPKLU, ikuti langkah selanjutnya seperti masukkan angka berapa kWh daya yang diinginkan. Misal 3, 5, 10 dan seterusnya. Setelah itu tinggal bayar seperti layaknya kita membayar menggunakan dompet digital saat berbelanja.
Biaya yang dibutuhkan untuk ngecas mobil listrik ini ternyata memang jauh lebih murah dibandingkan dengan kendaraan yang butuh konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Bayangkan saja, per 1 kWh di SPKLU hanya perlu membayar kurang dari Rp 2.500 saja atau tepatnya Rp 2.466,78.
Jadi kalau misalnya ngecas untuk mobil jenis Wuling Air EV yang punya kapasitas baterai 17,3 kWh atau setara jarak tempuh 200 kilometer, hanya dibutuhkan sekitar Rp 45 ribu rupiah saja sudah termasuk biaya layanan sebesar dua ribu rupiah.
Dan tentunya bakal lebih murah lagi biaya ngecasnya jika melakukan pengisian daya di rumah.
Memang harus diakui kelemahan mobil listrik ini hanya waktu ngecas yang masih lama. Untuk pengisian 5 kWh saja butuh waktu kira-kira 2 jam pengisian, dan rata-rata pengguna mobil listrik memilih nominal 5 atau 10 kWh untuk mengisi daya di SPKLU. Tapi nggak jadi masalah jika saat ngecas, si pemilik nunggunya sambil makan siang di tempat makan atau nongkrong sambil ngopi. Bisa juga kalau pas ngisi di SPKLU dekat mal tentu saja bisa nunggu sambil jalan-jalan dulu lah.
Namun, seiring bertumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dan ke depan banyak produsen mobil yang sudah ancang-ancang meluncurkan kendaraan listriknya dengan teknologi terbaru, maka persoalan baterai ini saya yakin bakal kian mumpuni. Sebut saja pabrikan Honda, Hyundai, Wuling, hingga Toyota kabarnya di 2024 bakal merilis mobil listrik baru di pasar Indonesia.
Teknologi fast charging pastinya bakal kian dikembangkan untuk kendaraan listrik, dengan tentu saja mempertimbangkan biaya agar harganya tidak memberatkan masyarakat atau konsumen.