Sedetik kemudian saya menyadari ada sedikit kejanggalan dengan pertanyaan saya ini. Barangkali mereka bakal bingung dan langsung menjawab, "ya pakai uang lah Pak, masa pakai daun?".
"Emm, maksud saya pakai QRIS bisa nggak?"
"Ah iya Pak, pakai Qyuris memang," jawab si Mas Malaysia itu.
"QRIS?"
"Iya Qyuris..."
Baiklah, masalah lidah dan pengucapan bolehlah berbeda mazhab dengan saya. Tapi yang terpenting QRIS dan Qyuris yang kami maksud adalah satu hal yang sama.
Saya melihat kode QRIS dengan desain khas putih merah yang dipajang di meja, tak jauh dari brosur-brosur dan bendera kecil Malaysia. Terus terang, baru kali ini saya melakukan transaksi menggunakan QRIS dengan penjual dan produk yang berasal dari negara lain.
Ada secercah kebanggaan dalam diri saya ketika melakukan pembayaran menggunakan QRIS tersebut. Seolah hati saya berteriak girang dengan penuh kebanggaan, "ini lho Indonesia, sudah canggih banget sistem pembayarannya!"
Simpel, "sat-set", tak bertele-tele, lunas!
Ajang CElebrASEAN 2023 di Stasiun MRT ASEAN ini memang lebih banyak diikuti peserta UMKM dalam negeri Indonesia. Tak hanya mencoba menarik minat pembeli dari penumpang yang lalu lalang di area tersebut, tetapi juga kemungkinan adanya pembeli dari luar negeri yang "nyangkut" di situ.
Bukan mustahil, mengingat Stasiun MRT ASEAN memang letaknya berdekatan dengan gedung Sekretariat ASEAN yang tengah disibukkan dengan gelaran KTT ke-43 ASEAN. Hilir mudik tamu-tamu asing kerap terlihat di lokasi ini.