Kian diminatinya KRL Commuter Line sebagai moda transportasi di Jabodetabek, menjadikan kepadatan penumpang semakin bertambah. Tak hanya di jam sibuk ketika orang berangkat dan pulang kerja, di luar jam itu rupanya KRL juga terpantau kian padat.
Saking banyaknya penumpang KRL, tak ayal hal ini kerap menimbulkan gesekan antar penumpang. Saling rebutan ketika masuk maupun keluar kereta berpotensi memicu emosi. Demikian pula tatkala di dalam kereta terjadi senggolan, hingga menginjak kaki orang lain tanpa sengaja. Bisa-bisa menyulut umpatan penumpang lain.
Sebagai pengguna harian KRL, hampir tiap hari saya melihat pemandangan orang cekcok atau adu mulut. Bahkan pernah pula melihat orang sudah adu fisik, saling dorong dan berusaha melemparkan pukulan.
Tak hanya melihat orang lain berantem, terkadang saya sendiri yang jadi sasaran omelan orang lain karena merasa tersenggol atau terganggu posisinya dengan gerakan saya, walau tanpa sengaja. Kalau sudah begitu ya berusaha tetap tenang dan tidak meladeni umpatan apapun itu. Terutama kalau yang marah ke saya emak-emak, nggak bisa dilawan itu mah.
Beberapa hari jelang Ramadan, sempat beredar video viral dua orang perempuan yang cekcok di dalam gerbong khusus wanita. Keduanya akhirnya diturunkan oleh petugas, tapi justru petugasnya yang kena omel oleh penumpang tersebut.
Apa nggak malu ya berantem di KRL dan berujung viral ke seluruh dunia?
Dua hari sebelum puasa, di depan saya persis, dua orang pria turun di Stasiun Manggarai sambil cekcok satu sama lain. Tangan mereka ikut aktif dan ekspresif, walaupun tak sampai baku hantam.
"Ya kan saya kedorong tadi!!" ucap pria pakai kaca mata.
"Lo tadi tangannya ketinggian. Kayak gini nih! Muka gua emang mau lo apain!!?"