Masalahnya, sudah banyak keluhan penumpang yang menganggap KRL SF 8 sudah tidak layak lagi beroperasi di jam-jam sibuk pagi hari maupun sore dan malam hari. Korbannya adalah penumpang di dalam KRL yang seolah jadi 'pepes' hidup.
Terlebih saat ini pihak operator KRL dan Kementerian Perhubungan tengah getol-getolnya mengejar target 2 juta penumpang per hari.Â
Sekarang saja yang diperkirakan sudah melayani 1,2 juta penumpang per hari rasa-rasanya sudah bikin engap penumpang, eh ini mau menuju 2 juta penumpang tapi masih saja menggunakan SF 8.
Memang terasa berbeda ketika naik KRL SF 8 dengan SF 12. Lebih nyaman naik SF 12 tentunya. Walaupun di jam sibuk, rangkaian SF 12 para penumpang di dalamnya masih ada space untuk bergerak. Tidak terlalu ada adu fisik antar penumpang.
Entah bagaimana pembagiannya, seolah tidak ada pola yang baku ketika dua KRL rangkaian 8 datang berturutan, kemudian diselingi SF 10, baru kemudian SF 12 muncul.Â
Menjadi sangat menjengkelkan ketika SF 8 datangnya pas di jam-jam kepadatan manusia ada di stasiun. Mau nunggu yang SF 12 artinya korban waktu, maklumlah betapa berharganya walau 1 menit bagi pekerja ibukota.
KRL SF 12 memang jadi favorit penumpang, karena kapasitasnya yang lebih banyak. Tapi di satu sisi memang belum semua peron stasiun mendukung SF 12 ini. Seperti di Stasiun Karet yang dua gerbong paling depan tidak kebagian peron sehingga penumpang yang berada di dua gerbong depan harus mundur bergeser ke gerbong belakang jika ingin turun di stasiun itu.
Masalah panjang peron, terutama di stasiun lawas, yang hanya mendukung 8 gerbong, seharusnya menjadi prioritas pembangunan jika ingin menaikkan target jumlah penumpang.
Padahal sudah sejak 2015 silam pihak PT KCI melontarkan rencana untuk menghapus KRL SF 8 dan hanya menyisakan SF 10 dan SF 12 saja. Faktanya hingga 2022 hampir 'goodbye', saat ini masih saja KRL 8 gerbong hilir mudik melayani penumpang. Rencana yang pada akhirnya masih berupa wacana. Padahal jarak 7 tahun itu mestinya sudah ada banyak hal dilakukan untuk menghilangkan SF 8.