Fasilitas eskalator di Stasiun Manggarai lagi-lagi mengalami kerusakan. Akibat eskalator mati dan tengah dibongkar, maka hanya satu dari dua eskalator yang berfungsi untuk membawa naik penumpang transit dari peron 8 ke peron 10/11 yang berada di lantai atas.
Selasa, 2/8/2022 petang, sekitar 18.15, ketika KRL CommuterLine dari arah Sudirman tujuan Bekasi berhenti di peron 8. Sesaat kemudian para penumpang arah Bogor yang turun dari KRL untuk transit menyerbu eskalator yang tersedia.
Keruan saja, gara-gara satu sisi eskalator ternyata rusak, para penumpang pun saling dorong dan impit berebutan mendapatkan posisi dalam antrean naik di eskalator yang masih berfungsi. Sungguh mengerikan.
Dalam situasi chaos seperti itu, terlihat kaum ibu-ibu dan orang tua yang tampak kaget, panik, dan menahan tubuh agar tidak terdorong secara keras oleh orang lain. Sementara suara-suara teriakan petugas dan juga para penumpang agar tidak saling dorong dan berebutan, terdengar bersahutan.
Seorang perempuan yang terimpit tak jauh dari posisi saya, bahkan terlihat hampir lemas sambil memohon orang-orang di sekitarnya agar tidak mendorongnya. Tentu saja orang-orang di sekelilingnya juga tak kuasa membantu, karena sudah terjebak pada lautan manusia yang terimpit satu sama lain.
Masalahnya lagi, desain peron Stasiun Manggarai memang terlanjur rada "aneh". Ketika penumpang terjebak dalam lautan manusia di bawah eskalator, maka ia bakal susah keluar dari kerumunan, dan untuk mencari tangga atau lift sebagai alternatif juga tak semudah yang dibayangkan karena untuk mencapainya harus "bertubrukan" dengan arus manusia lainnya.
Kondisi seperti ini jelas tidak manusiawi. Saat para penumpang yang rata-rata adalah para pekerja yang kelelahan setelah seharian bekerja, kemudian disuguhi dengan hal semacam ini sudah pasti menjadi siksaan yang menyebalkan.
Namun, barangkali memang karena mereka itu penumpang berbayar murah dan bersubsidi, jadi mungkin saja dianggap wajar menerima fasilitas amburadul seperti ini. Mungkin lho ya...
Hal lain yang sangat disayangkan, dalam situasi nyaris tak terkendali seperti itu hanya terlihat satu orang petugas keamanan yang menjaga ketertiban penumpang untuk naik eskalator. Ia terlihat kewalahan untuk mengatur agar penumpang tertib satu per satu naik dan berjalan bagi yang berada pada sisi kanan eskalator.