Rasanya baru kemarin saya datang ke kawasan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Ya, tepatnya saat libur lebaran pada tanggal 5 Mei 2022 lalu.
"Biar anak-anak tahu dan punya pengalaman pernah datang ke Candi Borobudur," ujar istri saya ketika membujuk agar saya meng-ACC Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi jalan-jalan.
Okelah kalau begitu. Jadilah kami sekeluarga cuzz mampir ke Candi Borobudur sebagai salah satu rangkaian perjalanan mudik sambil berwisata.
Jam 08.00 tepat kami sudah sampai tujuan, sesuai dengan jadwal buka. Tapi ternyata kawasan candi sudah dipenuhi lautan calon pengunjung. Parkiran juga dipadati oleh berbagai jenis kendaraan.
Para pengunjung datang dari berbagai daerah, terlihat dari dialek obrolan yang terdengar beragam dan khas. Ada yang berombongan besar, ada pula yang berombongan kecil terdiri dari empat orang, seperti kami.
Dari pintu masuk taman, jauh sebelum masuk areal candi, petugas sudah berulangkali mengumumkan bahwa pengunjung hanya diperbolehkan naik sampai pelataran candi saja. Sedangkan area puncak candi masih tertutup oleh pengunjung dengan alasan yang kami pahami adalah karena masih pandemi.
Tapi it's okay, tak ada protes dari pengunjung. Rata-rata yang datang memang sudah paham dan tahu bahwa pengunjung belum diperbolehkan naik ke area puncak candi. Bayar tiket 50 ribu rupiah hanya untuk sampai pelataran candi pun tak dipermasalahkan.
Dan seperti halnya fenomena kunjungan wisata pada umumnya saat ini, sebagian besar pengunjung tampak siap dengan smartphone berkamera di genggaman tangannya. Maklum lah, ngapain lagi berwisata jika tidak menyempatkan ambil foto-foto?
Tak hanya foto di latar belakang candi, bahkan di kawasan taman yang jauh di bawah candi, ketika ada spot menarik pengunjung akan rela antre untuk gantian berfoto di lokasi itu. Ini terjadi di spot foto berlatar belakang tulisan BOROBUDUR yang segede gaban.