Ya, Sirkuit Sentul memang hidup dengan membawa bayang-bayang masa lalu. Dulu di ajang Grand Prix 500 cc (sebelum berganti nama ke MotoGP), pebalap legend Michael Doohan berhasil naik podium pertama di Sentul pada tahun 1996.
Bagaimana dengan Valentino Rossi? Eit, jangan lupa bahwa Rossi pernah jadi jawara GP di kelas 125 cc pada musim balap 1997. Sementara yang jadi jawara di kelas 250 cc adalah nama besar lainnya, yaitu Max Biaggi.
Angan-angan Sentul menggelar ajang F1 tak pernah kesampaian, tapi ajang A1 yang setingkat di bawah F1 pernah dihelat di sini pada musim 2005-2006 dan 2006-2007.
---
Hadirnya Sirkuit Mandalika yang banyak dipuja-puja orang, bukan berarti meredupkan semangat Sirkuit Sentul. Beberapa kali lewat di kawasan ini, saya merasakan bahwa Sentul menolak untuk menyerah. Suara deru mesin yang kerap terdengar dari kawasan ini, entah dari garasi tim, maupun dari kendaraan balap yang tengah berlatih di lintasan, menandakan bahwa Sirkuit Sentul masih punya peran besar dalam menggodok para pebalap potensial dalam negeri.
Sirkuit ini secara fisik juga tengah menggeliat untuk berbenah demi dapat meraih kesempatan menggelar ajang berkelas internasional yang bergengsi lagi. Siapa tahu di masa mendatang, Sentul dan Mandalika bisa bergantian menggelar ajang WSBK hingga MotoGP. Who knows?
Antusiasme penonton dari luar pagar juga menyiratkan jika dunia balap Indonesia memang sangat menarik dan tak bakal kehilangan semangat. Tua, muda, anak-anak, terlihat bersemangat menantikan para pebalap menggeber motor balap di lintasan di depan mereka.
Nggak perlu mengenal siapa pebalap yang sedang di depan, atau siapa yang tercecer di belakang. Para penonton ini tak peduli, yang penting sensasi melihat motor balap melaju di depan pandangan mata mereka sudah sangat menyenangkan.