Hmm, dan ternyata masih banyak yang saat itu terlihat tidak punya "etika"... Ya, lagi-lagi positive thinking saja bahwa mereka itu tidak se-gabut saya yang tiap hari melototi medsos. Sehingga belum tahu ada video pengajaran etika masuk pesawat.
---
Sembari menjinjing tas backpack, saya membalas sapa dan senyuman para pramugari yang menyambut di pintu pesawat. Soal keramahan, bagi saya Garuda Indonesia memang nomor satu deh.
Tapi kok, lho itu mereka masih memakai masker bedah selembar saja? Udah gitu melewati deretan kelas bisnis, saya juga mendapati para penumpang VIP itu santai saja mengenakan masker bedah selembar.
Duh, lha piye ini aturan soal masker ganda ternyata nggak berlaku di pesawat. Berlakunya hanya di KRL saja (ehem).
Walau rada gemes, tapi saya kembali bisa berpikir positif. Meskipun penumpang kelas ekonomi saya mesti berbangga karena mampu beli masker KN95 yang lebih mahal daripada masker bedah yang dipakai para penumpang kelas bisnis.
---
Saat pesawat tinggal landas, cuaca di luar masih tampak cerah. Pemandangannya masuk dalam kategori aduhai.
Entah mengapa saya yang biasanya memilih tidur di pesawat, kali ini merasa harus melek dan menikmati setiap detik terbang kembali bersama Garuda Indonesia. Perusahaan boleh lagi ada masalah, tapi saat itu saya berharap tidak akan ada masalah dalam penerbangan tersebut.