Kini, sangat mudah kita melemparkan pandangan dan menemukan penumpang kereta yang memakai masker ala kadarnya. Entah itu cukup selembar masker bedah saja, atau justru selembar masker kain yang sudah terlihat tidak layak pakai.
Jadi, apakah aturan masker ganda sudah tidak berlaku lagi? Apakah saya yang kudet alias kurang update?
Di satu sisi, sebenarnya sangat manusiawi ketika seseorang terlihat memakai masker yang sudah lusuh. Bisa jadi baginya, anggaran membeli masker tiap hari sangatlah memberatkan.
Saya pernah mengulasnya di sini:
Namun, saat ini kita bicara di moda transportasi umum dengan kepadatan penumpang yang ngeri-ngeri sedap. Sangat susah menerapkan aturan jarak minimal 1 meter antar penumpang. Terlebih di KRL Commuterline. Antrean masuk peron hanyalah menandakan kembalinya antusiasme penumpang menggunakan moda ini.
Moda bus transjakarta bahkan sudah meniadakan jarak tempat duduk. Tak ada lagi tanda silang pada kursi-kursi di dalam bus.
Sedangkan di MRT Jakarta, masih lebih baik walaupun terkadang dicemari dengan penumpang-penumpang yang bandel. Jenis penumpang ini pada saat masuk stasiun mengenakan masker sesuai persyaratan. Tetapi begitu di dalam MRT mereka terkadang melepasnya karena merasa engap, atau bahkan sengaja melepas demi senyum cemerlang ketika berpose dan difoto kawannya untuk bahan konten medsos. Tentu saja mereka berani karena saat itu tidak ada petugas di gerbong tersebut.
Pandemi Covid-19 belumlah selesai, walau sebagian orang menganggapnya sudah kelar dan hanya drama buatan saja.
Kini dunia menghadapi varian Omicron yang konon sangat digdaya. Maka dari itu sudah semestinya area publik semacam transportasi massal menjadi perhatian khusus. Inilah tempat di mana orang-orang berkumpul dalam jarak sangat dekat dalam kurun waktu yang tidak sebentar.