Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Petugas Dishub Nongkrong di Warkop Saat PPKM, Bukti Pandemi Penuh Ketidakmudengan

9 Juli 2021   19:34 Diperbarui: 9 Juli 2021   22:41 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar YouTube TribunJatim Official

Contoh lain perkara ketidakmudengan ini adalah misalnya dalam situasi makan siang bareng yang lazim dilakukan oleh karyawan kantoran di masa pandemi. Kegiatan makan barengnya aja sudah berbahaya, tanpa masker dan berdekatan. Eh, lucunya lha kok dalam situasi itu bisa-bisanya sambil ngomongin orang lain yang selalu abai memakai masker.

Titik lengah masyarakat kita, mau dia petugas, pejabat, karyawan atau masyarakat biasa, adalah merasa aman bila berada di kerumunan yang dikenalnya. Haha-hihi bareng, foto bareng tanpa masker, olahraga bareng, rapat bareng dan semua hal yang bareng-bareng, dirasa aman dan bebas virus jika dilakukan bareng orang-orang yang dikenalnya.

Padahal bisa jadi mereka ini ngomel-ngomel saat melihat orang lain yang tidak taat protokol kesehatan.

Inilah bukti bahwa pemahaman menyeluruh tentang pandemi Covid-19 masih belum mendarah daging.

Bisa jadi petugas yang galak-galak di lapangan itu memang sekedar melaksanakan tugas dari pimpinan mereka. Pimpinan mereka juga dapat perintah dari pimpinan di atasnya, dan seterusnya.

Namun, sayangnya perintah yang sampai di pelaksana paling bawah lebih banyak berwujud sekedar perintah. Sementara esensi dari sebuah perintah itu terkadang tidak menjadi pemahaman yang utuh.

Maka jangan heran jika di lapangan banyak sorotan seperti yang ditujukan saat petugas justru tidak benar memakai masker. Itu lho contohnya petugas yang dulu menegur Ayu Tingting saat hendak masuk daerah Kota Bogor di saat PSBB.

Kenapa bisa? Ya bisa dong, kan petugas juga masyarakat. Pas pulang ke rumah, mereka ini layaknya orang biasa karena tidak berseragam lagi.

Masih banyak masyarakat yang faktanya memakai masker hanya sekedar menunaikan kewajiban saja. Ketika naik angkutan umum seperti transjakarta atau KRL Commuterline, maskernya sih dipakai dengan benar. Eh, begitu turun, maskernya pun ikut turun ke dagu atau malah disimpan di saku.

Demikian pula kebiasaan orang-orang yang katanya punya jabatan atau posisi penting, entah di pemerintahan ataupun di perusahaan swasta. Saat melakukan meeting penting, ngomongin hal-hal yang wah dan maha dahsyat, eh justru maskernya dilepas. Alasannya sih supaya kata-kata dan gerak bibirnya jadi jelas terbaca.

Belum lagi ketika foto-foto bareng usai meeting tersebut diposting di medsos, tanpa masker pula, sampai giginya kelihatan berderet. Ujung-ujungnya ada keterangan foto yang menyebutkan bahwa masker dilepas hanya untuk kepentingan berfoto bersama.

Ulala, udah deh capek ngebahasnya. Udah engap nih pakai maskernya.... Eh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun