Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Pertemanan Sehat, Mengatasi Toxic Friendship

10 Desember 2020   22:42 Diperbarui: 10 Desember 2020   22:49 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: unsplash.com
Sumber: unsplash.com
Ada tiga hal penting dalam menentukan circle pertemanan, Pertama, ketika tumbuh rasa puas atau membawa ke arah semangat positif. Kedua, merasa aman karena teman tidak akan meninggalkan kita dan mau mendegarkan kita. Ketiga, selalu support dan hadir ketika kita membutuhkan.

Saat menemukan orang dengan tiga ciri tersebut, tentu mereka pantas diprioritaskan sebagai lingkungan pertemanan yang sehat bagi diri kita.

Memang mesti diakui, tidak semua orang bisa bergaul dengan mudah. Ada kalanya seseorang bahkan sudah merasa minder atau grogi ketika diajak bicara oleh orang yang baru dikenalnya. Namun bukan berarti hal tersebut tidak bisa diantisipasi.

Agar bisa sukses dalam pergaulan, pertama kita harus selalu bersikap jujur dan menjadi diri sendiri. Alasannya tentu saja karena tidak ada satu orang pun yang mau dibohongi.

Kedua, setia dan dapat diandalkan pada saat teman membutuhkan. Ya, siapa sih yang tidak jengkel ketika seorang teman hanya datang jika ada maunya saja? Sebaliknya, pas kita membutuhkan dia, malah seolah-olah menghindar. Tentu teman model begini tidak bisa diandalkan.

Ketiga peduli dan berempati. Untuk sukses dalam bergaul sebaiknya kita selalu berusaha menempatkan pada posisi mereka yang sedang mengalami sesuatu. Kepedulian dan empati inilah yang akan membawa pada hubungan saling menghargai antar teman.

Keempat, mampu membawa pengaruh positif. Hal ini penting agar tujuan pertemanan yang sehat itu tercapai.

Kelima, menghormati batasan. Hal ini karena setiap orang selalu punya batasan atau privacy masing-masing. Kita tidak bisa memaksa masuk ke ranah pribadi teman kita yang tidak pantas untuk kita usik atau masuki.

Sumber: pexels.com
Sumber: pexels.com
Lalu dalam prakteknya, bagaimana sih langkah awal untuk membangun hubungan dengan teman-teman baru sedangkan selama ini kita hanya berada dalam lingkungan yang terbatas?

Marrisa menekankan pentingnya anak-anak muda untuk mengikuti komunitas atau organisasi. Mengikuti kegiatan kerelawanan untuk memperluas jaringan, serta membuat acara bersama, misalnya reuni, ngobrol bareng, nonton bareng, diskusi dan sebagainya.

"Cobalah minat dan kegiatan baru," tandas Marissa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun