Saat menemukan orang dengan tiga ciri tersebut, tentu mereka pantas diprioritaskan sebagai lingkungan pertemanan yang sehat bagi diri kita.
Memang mesti diakui, tidak semua orang bisa bergaul dengan mudah. Ada kalanya seseorang bahkan sudah merasa minder atau grogi ketika diajak bicara oleh orang yang baru dikenalnya. Namun bukan berarti hal tersebut tidak bisa diantisipasi.
Agar bisa sukses dalam pergaulan, pertama kita harus selalu bersikap jujur dan menjadi diri sendiri. Alasannya tentu saja karena tidak ada satu orang pun yang mau dibohongi.
Kedua, setia dan dapat diandalkan pada saat teman membutuhkan. Ya, siapa sih yang tidak jengkel ketika seorang teman hanya datang jika ada maunya saja? Sebaliknya, pas kita membutuhkan dia, malah seolah-olah menghindar. Tentu teman model begini tidak bisa diandalkan.
Ketiga peduli dan berempati. Untuk sukses dalam bergaul sebaiknya kita selalu berusaha menempatkan pada posisi mereka yang sedang mengalami sesuatu. Kepedulian dan empati inilah yang akan membawa pada hubungan saling menghargai antar teman.
Keempat, mampu membawa pengaruh positif. Hal ini penting agar tujuan pertemanan yang sehat itu tercapai.
Kelima, menghormati batasan. Hal ini karena setiap orang selalu punya batasan atau privacy masing-masing. Kita tidak bisa memaksa masuk ke ranah pribadi teman kita yang tidak pantas untuk kita usik atau masuki.
Marrisa menekankan pentingnya anak-anak muda untuk mengikuti komunitas atau organisasi. Mengikuti kegiatan kerelawanan untuk memperluas jaringan, serta membuat acara bersama, misalnya reuni, ngobrol bareng, nonton bareng, diskusi dan sebagainya.
"Cobalah minat dan kegiatan baru," tandas Marissa.