Gara-gara sering menulis di Kompasiana, saya pun menjadi identik dengan wadah blogging ini di kalangan pertemanan dan lingkungan saya.
"Hai, Mas Kompasiana, aduh lama nggak ketemu nih," ujar seorang kawan saat bertemu dengan saya.
"Eh, gimana masih suka nulis di Kompasiana kan?" tanya kawan lainnya.
Atau yang paling membanggakan adalah ketika seorang sahabat yang nyaris tak pernah ketemu selama lebih dua puluh tahun lebih, tiba-tiba berkomentar di kolom Facebook dan mengatakan bahwa ia senang membaca tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Wow, bikin ge-er aja nih.
"Jadikan aku muridmu, guru..." katanya. Dih, dikira lagi di dunia persilatan kali ya.
Sejak bergabung nulis di Kompasiana pada 2010, saya memang mengalami pasang surut keaktifan. Pernah sangat rajin, pernah pula beberapa bulan tidak menulis apapun sampai jari-jari kaku dan ruang-ruang kosong di otak menjadi berdebu. Tapi akhir-akhir ini saya mulai lagi menikmati kegiatan menulis, karena kalau nggak nulis ternyata nggak asyik, rasanya ada yang kurang gitu.
Kian hari saya kian menyadari bahwa kegiatan menulis jika ditekuni akan menuai manfaat yang luar biasa. Baik manfaat berupa kepuasan batin karena bisa menghasilkan sebuah karya tulisan, kemudian manfaat dari tulisan itu sendiri terhadap orang lain, lalu manfaat tak terduga yang menyertainya, misal mendapat reward atau keuntungan materi.
 "Memangnya kalau nulis di Kompasiana dapat uang ya?" pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh orang lain kepada saya.
Mungkin jawaban saya beberapa tahun lalu akan beda dengan jawaban saat ini. Dulu saya akan menjawab tidak, tapi kita bisa mendapatkan benefit dari mengikuti lomba dan apabila aktif mengikuti acara off air yang sering diadakan.
Setidaknya selama ini saya pernah naik panggung menerima hadiah lomba blog. Beberapa tulisan saya juga pernah lolos untuk ikut dibukukan, walau masih berupa buku keroyokan dengan banyak penulis lainnya.
Atau justru mendapat hal mengejutkan sekaligus menjengkelkan seperti tulisan di-copas media online, juga pernah saya rasakan. Lebih shock lagi, belum lama saya menemukan nama saya mejeng di buku kumpulan soal UN Bahasa Indonesia untuk SMP. Ya, walau si penyusun buku itu juga tidak pernah menghubungi saya sebelumnya, tapi okelah, berasa gimana gitu ada nama saya sebagai penulis Kompasiana ditulis dalam sebuah contoh soal Bahasa Indonesia. Sebuah akwarwrd moment yang terus terang malah bikin ngakak saya sendiri.